DANIEL PANE

SELAMAT DATANG DAN MENIKMATI YANG TELAH DISAJIKAN

Sabtu, 22 Februari 2014

Bahan Khotbah Minggu Estomihi, 02 Maret 2014



BAHAN KHOTBAH
MINGGU ESTOMIHI
Minggu, 02 Maret 2014
Ev.: Matius 17: 1 – 9; Ep. 2 Musa 24: 12 – 18 (17); Patik I – X
Pdt. Daniel Bonardo Pane, S.Th.

“JANGAN TAKUT, DENGARKANLAH DIA”
Pendahuluan
            Menjadi seorang pengikut Kristus tidak cukup hanya mengenal siapa dan bagaimana sosok yang diikuti. Tetapi perlu diketahui bagaimana ujungnya nanti menjadi pengikut sosok tokoh itu; serta adanya sikap melakukan perintah yang merupakan bagian akan ketaatan dan menjadikan sosok tokoh itu menjadi teladan di dalam hidupnya. Hal ini tentunya begitu sangat sulit bagi orang Kristen yang imannya bagaikan iman suam-suam kuku, yang belum teguh imannya, yang akhirnya mereka itu murtad, atau bahkan gampang putus asa. Terutama dalam kehidupan saat ini yang begitu banyak ditawarkan akan keindahan – keindahan dunia ini. Sehingga orang – orang yang memiliki iman yang setengah – setengah mengalami kebingungan bagaimana melihat keindahan kemuliaan Allah di tengah – tengah tawaran keindahan dunia ini.
            Akan tetapi nas khotbah ini tidak mengarahkan setiap orang yang setia kepada Allah dalam iman akan Yesus Kristus bahwa perlu sekali sejenak memberikan waktu bertemu dengan Dia Yang Mahakudus, melepaskan sejenak kesibukan dan kepenatan dunia ini, dan masalah dunia ini dan secara khusuk berdoa kepada Dia Yang Mahakudus namun,  mereka tidak berarti berhenti dengan berdiam diri; mengeluarkan dirinya dari masalah dunia dan pergumulan dunia; atau bahkan melepaskan pergumulannnya dunia menantikan atau untuk melihat kemuliaan Allah. Jika demikian bagaimanakah penyataan Kemuliaan Allah dalam Yesus Kristus itu dapat nyata dalam kehidupan saat ini? Itulah yang akan tampak dalam penjelasan nas khotbah dalam perikop ini.

Penjelasan Nas
            Dalam perikop ini, Yesus dan murid-muridNya, Petrus, Yakobus dan Yohannes saudaranya untuk naik ke sebuah gunung yang tinggi (ay. 1). Dalam ayat ini, gunung dalam tradisi mereka sebagai tempat berdiamnya yang Mahakudus, tempat yang tenang, jauh dari keramaian dan keributan. Hal ini berarti Yesus mengajak 3 muridNya untuk keluar sejenak dari keramaian, keluar sejenak dari pelayanan sehari – hari, untuk berdoa. Yesus mengajak ke 3 muridNya dalam suasana kedamaian dan ketentraman untuk melihat kemuliaan Allah walaupun para murid tidak mengetahui sebelumnya apa yang akan terjadi di gunung itu, yang mereka ketahui berdasarka tradisi, bahwa Yesus akan berdoa di atas gunung, menghadap Dia yang Mahakudus.
            Proses berdoa pun berlangsung. Dalam proses berdoa terjadi sesuatu yang bisa jadi tidak pernah dilihat oleh para murid sebelumnya. Yesus penuh dengan kemuliaan Allah, bercahaya seperti matahari (ay. 2). Kemuliaan Allah yang tidak datang dari dunia, tetapi kemuliaan Allah yang datang dari Allah dan masuk dalam dunia. Dunia menjadi tempat datangnya kemuliaan Allah yang berdampak pada perubahan yang begitu terang dan semua yang ada di sekitar tempat Kemuliaan Allah itu melihat dengan jelas kemuliaan Allah yang tampak itu. Sungguh berbahagianya dunia ini menjadi tempat penyataan Kemuliaan Allah.
            Dalam kemuliaan yang dilhat para murid itu, tampaklah Musa dan Elia. Musa dan Elia (ay.3) merupakan tokoh besar pembebasan bagi orang Israel. Kedua tokoh itu berhadapan dengan tokoh – tokoh yang bertarung memperlihatkan kehebatan dari yang mereka sembah dan yang mereka miliki (Kel. 7: 8 – 13; 1 Raja – raja 18: 20 – 46) melalui peristiwa terjadi di dalamnya. YHWH melalui Musa membebaskan orang Ibrani yang kemudian menjadi Israel keluar dari tanah perbudakan Mesir, dan melalui Dia Allah menyatakan kemuliaan-Nya yang berlanjut pada pemberian janji dalam 10 Torah/ Taurat (10 Perintah) dalam status kemerdekaan bagi bangsa itu (lih. Kitab Keluaran – Ulangan). Namun Musa, tokoh besar Israel itu mati dan tidak ikut sampai ke Kanaan.
Elia merupakan tokoh pembebasan Israel dari pengaruh bangsa Fenesia, dimana ketika itu raja Ahab menikah dengan seorang Fenesia (putri Raja Sidon (Fenesia), Izebel sehingga keagamaan bangsa Israel Utara yang tidak terlepas dari pengaruh keagamaan Fenesia. Kemuliaan Allah tampak ketika Elia menantang para nabi agama Fenesia dalam hal pemberian korban untuk kedatangan hujan. Akhirnya para nabi Baal (dewa yang disembah bangsa Fenesia) kalah, dan mereka dibunuh. Elia dalam kehidupannya tidaklah mati, ia justru naik ke Sorga dalam kemuliaan YHWH, Allah Israel yang disaksikan oleh Elisa, murid dan penggantiNya.
 Kedua tokoh tersebut telah mendapatkan kemuliaan Allah dan melalui kedua tokoh itu, Allah menyatakan kemuliaanNya kepada orang – orang di sekitar itu bahwa Dialah Allah yang penuh kuasa, yang mengalahkan semua sihir dan allah dunia ini. Dalam nas ini dikatakan bahwa Musa dan Elia sedang berbicara kepada Yesus namun tidak dituliskan apa yang dibicarakan mereka. Namun dalam Lukas 9: 28 – 36 bahwa pembicaraan mereka tentang tujuan kepergian Yesus yang akan digenapiNya di Yerusalem. Dengan ini tampak jelas adanya hubungan perikop ini dengan pasal sebelumnya, dimana Yesus memberitahukan tetang penderitaanNya kepada para muridNya.
Melihat keindahan Kemuliaan itu, Petrus langsung berkata kepada Yesus untuk mendirikan tenda (ay. 4). Petrus tidak mengetahui apa maksud dari penyataan itu, tapi yang ia inginkan agar mereka tetap tinggal di tempat itu karena tempat itu telah mendapatkan kemuliaan Allah. SETIAP YHWH (TUHAN) MENYATAKAN KEMULIAAN-NYA MAKA ITU BERLANJUT DENGAN PENGUTUSAN, DAN TIDAK BERDIAM. Tiba – tiba turunlah awan yang terang menaungi mereka dan adanya suara (ay. 5), : “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah aku berkenan, dengarkanlah Dia”. Perkataan ini merupakan suatu bentuk perintah untuk mendengarkan Yesus (diperlukan ketaatan, dan kepatuhan). Perkataan ini merupakan penegasan bahwa Yesus benar – benar Anak Allah, dan melalui-Nyalah Allah menyatakan karya keselamatan untuk pembebasan manusia itu dari keberdosaanmereka, namun banyak orang tidak mengenal dan menolak Dia.
Mendengarkan itu, mereka ketakutan dan sujud (ay. 6), kemuliaan Allah itu membawa sikap kepada para murid mengenal diri mereka diperhadapkan dengan kemuliaan Allah, dan ketakutan yang terjadi di sini tidaklah ketakutan melihat sesuatu yang mengerikan, tetapi suatu bentuk kegaguman melihat dan merasakan kemuliaan Allah,sehingga mereka pun sujud menyembah Dia. Melihat itu Yesus menyuruh mereka untuk berdiri, dan jangan takut (ay.7). Seruan ini berisikan bahwa masih ada yang perlu dilakukan dan dilaksanakan dan mengarahkan untuk kembali dalam keramaian, dan pada pelayanan lainnya bagi orang – orang yang merindukan kehadiranNya. Setelah para murid mengangkat muka mereka, mereka hanya melihat Yesus (ay. 8).
Setelah itu, mereka pun turun. Ketika mereka turun, Yesus berpesan agar semua pengelihatan itu jangan mereka ceritakan kepada seorang pun sebelum tergenapi semuanya (ay. 9). Dalam tradisi mereka Kehadiran Elia itu merupakan kehadiran yang mereka harapkan sebelum Mesias datang (sesuai Nubuat Maleakhi 4: 5). Elia yang datang membawa perubahan yang hebat bagi bangsa itu dan pemulihan akan sesuatu (ay.10). Yesus menegaskan Elia telah datang, tetapi orang tidak menenal dia dan memperlakukannya menurut kehendak mereka sendiri. Dalam tradisi sesuai dengan nubuat Maleakhi 4: 5) bahwa kehadiran Elia merupakan perintis, dan pembuka jalan bagi Mesias. Hal itu sudah nyata dalam diri Yohannes Pembabtis. Seperti yang mereka lakukan kepada Yohannes Pembabtis, demikian jugalah yang akan terjadi kepada Anak Manusia itu (ay. 11 – 13).

Refleksi Teologi
            Peristiwa yang terjadi pada Yesus Kristus dalam istilah teologi disebut dengan peristiwa “Transfigurasi Yesus Kristus”, yang berarti adanya perubahan yang sangat signifikan dan jelas. Bagaimanakah umat Kristen saat ini yang mengakukan dirinya dan menyatakan dirinya sebagai pengikut Kristus? Dari penjelasan perikop khotbah tersebut ada beberapa hal yang sangat penting diperhatikan dan dihidupi:
  1. Perlu adanya waktu sejenak keluar dari kesibukan, pekerjaan rutinitas, pergumulan dan adanya waktu mencari suasana yang hening dan damai.
  2. Dengan memberikan suasana yang hening dan damai, di situlah waktu untuk menghadap Yang Mahakudus. Totalitas waktu dan suasana ketika itu adalah untuk menghadap Yang Mahakudus.
  3. Merasakan kemuliaan Allah tidak harus seperti apa yang terjadi pada Yesus Kristus dengan cahaya seperti matahari, tetapi yang terpenting adalah adanya perubahan yang signifikan dan jelas dalam diri sendiri.
  4. Perubahan itu tidak mengarahkan kita kepada keluar untuk selamanya dari kehidupan nyatak, tetapi bagaimana perubahan itu dapat nyata dalam kehidupan yang nyata. Tidak menjadi lari dari kehidupan nyata, tetapi bagaimana memilii paradigma dan perubahan sikap dalam kemuliaan Allah dalam kehidupan yang nyata.
  5. Setiap Allah menyatakan kemuliaanNya, maka itu berlanjut kepada pengutusan. Sama seperti suara yang didengarkan oleh para murid: “dengarkanlah Dia” pengutusan untuk mendengar yang berlanjut pada ketaatan dan kepatuhan mendengarkan firman-Nya.
  6. Anak Manusia harus menderita, mati dan bangkit yang kemudian mendapat kemuliaan-Nya dari Allah, Bapa yang mengutus-Nya. Ia ditolak dan diperlakukan seperti kemauan orang-orang yang tidak mengenal Dia. Jika demikian, kita juga sebagai pengikutnya akan mengalami demikian. Apakah kita bertahan atau justru berhenti? Siap ditolak dan diperlakukan seperti kemauan orang – orang yang menolak Anak Manusia. Jangan Takut, tetap dengarkan Tuhanmu. Dengarkanlah Dia yang telah menebus hidupmu; dengarkanlah Dia yang karena engkau Dia menderita, dan mati kemudian bangkit, dan itu semuanya rancangan keselamatan Allah lakukan untukmu; dengarkanlah Dia yang telah menyelamatkanmu.
  7. Di mulai minggu ini umat Kristen (secara khusus Katolik, Lutheran) akan memasuki masa – masa pra-paskah (Rabu abu, 05 Maret 2014) sebagai bentuk pengenangan tentang masa – masa penggenapan karya Keselamatan Allah dalam Yesus Kristus. Dengan ini kita diarahkan untuk mengenal kelemahan kita dalam rencana keselamatan Allah, yang Allah sendiri lakukan di tengah berbagai konteks kehidupan ini. Seperti Kristus telah ditolak oleh banyak orang, demikianlah kita akan siap untuk ditolak oleh orang – orang yang tidak mengenal Kristus, tetapi tetaplah dengarkan Dia, Anak Allah yang menanggung dosa dunia. Amin.



Angka Ende / Nyayian
  1. 18: 1 – 3
  2. 174: 1 – 2
  3. 193: 1 + 3
  4. 28: 1 – 2
  5. 149: 1.........
  6. 121: 1 + 6
  7. 256: 1.......

Kidung Jemaat:
  1. 2: 1 – 3
  2. 29: 1 + 3
  3. 33: 4 + 5
  4. 400: 1 – 2
  5. 340: 1....
  6. 295: 1 – 2
  7. 341: 1.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar