DANIEL PANE

SELAMAT DATANG DAN MENIKMATI YANG TELAH DISAJIKAN

Rabu, 28 November 2012

LITURGI NATAL


LITURGI NATAL SEKOLAH MINGGU/ PEMUDA
OLEH: DANIEL BONARDO PANE, S.Th.

Liturgi I :
  1. Persekutuan yang dihormati, bapak, ibu, orangtua kami dan semua anak-anak sekolah yang kami hormati begitu juga para pelayan gereja. Hari ini kami anak-anak sekolah minggu gereja ini mengadakan kegiatan Natal Anak Sekolah Minggu di gereja ini. Terima kasih kami sampaikan atas kedatangann dan keikutsertaannya bapak, ibu, orangtua kami dan semua pelayan gereja dan mengikuti kegiatan ini. Selamat hari Natal bagi kita semuanya!

  1. Dengan rendah hati dan hormat kami memohon untuk kesediaanya mendengarkan kesaksian Firman TUHAN, yang akan kami saksikan bagi kita yang berkumpul disi. Apabila terdapat kesilapan atau kesalah, semoga itu tidak mengurangi makna natal pada malam ini untuk mengenang Kristus lahir, dan mempersiapkan diri kita menyambut kedatangan Kristus kedua kali dalam kemuliaan Bapa.

  1. Semoga kegiatan Natal hari ini sebagai kesaksian akan kebaikan Allah dalam Kristus kepada semua anak-anak Gereja, khususnya anak-anak Sekolah Minggu Gereja ini, serta menunjukkan cinta kasih Allah kepada anak-anak di semua bangsa di dunia ini.

  1. Perayaan Natal hari ini juga merupakan suatu permohonan kepada TUHAN supaya sukacita Natal ini dapat dirasakan juga oleh semua anak-anak yang saat ini merasakan kesedihan yang mendalam karena korban perang, anak-anak yang kehilangan ayah dan ibu, korban ketidakadilan, korban penjualan anak, penyiksaan anak.

  1. Oleh karena itu, kepada kita seluruh anak-anak Sekolah Minggu hendaknyalah kita memperhatikan dan menekuni semua nasehat dan khotbah yang disampaikan oleh Guru Sekolah minggu. Hendaklah kita rajin untuk berdoa seperti yang telah diajarkan oleh Guru Sekolah Minggu kita, agar kita memiliki ciri khas yang baik kepada teman-teman kita yang belum atau tidak dapat ikut menjadi Anak Sekolah Minggu.

  1. Hendaknyalah Anak Sekolah Minggu yang bersukacita saat ini menjadi teladan yang baik di rumah, di sekolah atau dimana pun kami berada, sebagai bentuk kesaksian kami akan kebaikan dan kemurahan TUHAN. Sehingga semua Anak Sekolah Minggu dapat semakin bertambah memuji memuliakan TUHAN.

  1. Oleh karena itu, marilah kita sama-sama menyaksikan acara demi acara yang telah disusun dalam merayakan sukacita natal Anak Sekolah Minggu pada hari ini. Dengan sukacita dan keberanian memberitakan dan menyaksikan kebaikan dan kemurahan TUHAN dalam Yesus Kristus, dan memberitakan kabar sukacita tentang lahirnya Kristus Juruselamat dunia.

  1. Marilah berdoa. Ya Allah, Bapa kami yang kekal dalam nama Yesus Kristus. Syukur dan hormat dan penuh kemuliaanMu kami sampaikan kepadaMu. Engkau telah memanggil kami untuk berkumpul di tempat ini khususnya Anak Sekolah Minggu GerejaMu, yang akan bersaksi, menyaksikan kebenaran Firman TUHAN yang telah menjadi daging, yaitu Yesus Kristus.

  1. Engkau jugalah yang kiranya memberikan sukacita seperti sukacita kami saat ini kepada saudara/i kami, semua anak di suka bangsa di dunia ini. Mereka yang telah menjadi korban perang, yang kehilangan ayah dan ibu mereka, korban ketidakadilan, korban penjualan dan kekerasan anak. Lepaskanlah mereka dari semuanya itu melalui hambaMu yang Engkau utus untuk membebaskan mereka, khususnya GerejaMu yang ada di semua suku bangsa.

  1. Sehingga, kami dan anak-anak di seluruh dunia ini dapat bersukacita menyaksikan kebaikan dan kemurahanMu dan kemuliaanMu dalam usia kami yang masih sangat muda. Sehingga, kami pun dapat beroleh Kerajaan Sorga seperti yang telah dijanjikan oleh Yesus Kristus, Tuhankami. Amin.


Liturgi II
Kejadian 1: 1 – 3
Kejadian 1: 16 – 18
Kejadian 1: 4 – 6
Kejadian 1: 19 – 21
Kejadian 1: 7 – 9
Kejadian 1: 22 – 24
Kejadian 1: 10 – 12
Kejadian 1: 25 – 27
Kejadian 1: 13 – 15
Kejadian 1: 28 – 31


Liturgi III
  1. (Matahari) : Sungguh Mahakuasa dan Mahamulianya, Allah. Ia menciptakan aku, matahari, dengan sinar matahari. Allah yang Mahakuasa, hanya kepadaNyalah aku tunduk, menyembah Dia yang mahakuasa, Dialah Matahari yang tidak akan pernah padam, Matahari yang kekal dengan kehangatan sinar mataharinya, yaitu kasihNya yang tidak berkesudahan. Terpujilah TUHAN, Allah semesta alam. Terpujilah Engkau TUHAN.

  1. (Bintang): Sungguh Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN. Allah yang menciptakan aku, bintang. Ia memberikan aku cahaya untuk menerangi kegelapan malam hari dan bertaburan di langit yang biru dan tinggi. Dialah Bintang yang sesungguhnya, yang kekal. Melalui aku, TUHAN menyatakan keindahan ciptaan yang dikerjakan oleh tangan-Nya dan menerangi setiap sisi gelap manusia dan ciptaan lainnya. Aku sujud dan tunduk kepadaMu, ya TUHAN, Allah semesta alam. Terpujilah Engkau TUHAN


  1. (Bumi): Sungguh Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN, Allah yang telah menjadikan diriku, bumi dan langi. Dengan FirmanNya, Ia telah mencipta. Aku telah dicipta dengan begitu indah dengan berbagai lapisan-lapisan yang memberikan kenyaman bagi makhluk ciptaan yang ada di dalamku. Sungguh aku sangat tunduk dan sujud menyembah Engkau Ya, TUHAN, Allah semsesta alam. Terpujilah Engkau ya TUHAN

  1. (Air): Sungguh Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN, Allah pencipta langit dan bumi. Pada awalnya bumi masih kosong dan belum berbentuk, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Dengan Firman-Nya ia telah mengaturku sedemikian rupa. Dengan Firman-Nya yang penuh kuasa, aku telah dibentuk menjadi ciptaan yang begitu indah, sehingga terciptalah samudra dan lautan dan terbentuklah daratan. Aku sujud dan tunduk kepadaMu, Ya TUHAN, Allah Semesta Alam yang adalah Air kehidupan yang sesungguhnya. Terpujilah Engkau TUHAN.

  1. (Angin): Sungguh Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN, Allah pencipta segala sesuatu yang dahulunya tidak ada kini menjadi ada. Dengan Firmannya aku dibentuk memberi kesejukan kepada ciptaan yang telah diciptakan. Aku yang adalah angin dapat memberikan kesejukan dan dapat untuk merobohkan, tetapi aku tunduk dan sujud menyembah kepada TUHAN, Allah Pencipta. Dialah Allah yang memberikan kesejukan yang abadi. Terpujilah Engkau TUHAN.

  1. (Pohon): Sungguh, Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN, Allah Pencipta yang begitu hebat. Dengan FirmanNya, Ia telah menjadikan, dan semuanya indah. Ia menciptakan aku, pohon. Aku dapat merasakan sejuknya embun di pagi hari, hangatnya sinar mentari, dan indahnya bintang malam hari. Semuanya itu telah memberikan semua kebutuhanku. Aku sujud dan menyembahMu ya TUHAN yang penuh dengan keagungan dan Kuasa ada padaMu. Terpujilah Engkau ya TUHAN.
  2. (Manusia, Laki-laki): Sungguh, Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN, Allah Pencipta yang begitu hebat. Dengan FirmanNya, ia menciptakan dari debu dan tanah dan menghembuskan nafas kehidupan kepadaku. Ia menciptakan aku segambar dan serupa dengan Dia. Dia memberi kuasa kepadaku atas semua ciptaan lainnya untuk memelihara dan melestarikannya. Sungguh, aku memuji keagunganMu TUHAN, Sungguh Ajaibnya KuasaMu TUHAN. Terpujilah Engkau ya TUHAN.

  1. (Manusia, Perempuan): Sungguh, Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN, Allah Pencipta yang begitu kuasa. Dengan FirmanNYa, ia telah menciptakan aku dari tulang rusuk laki-laki. Dia telah menciptakan aku begitu indah sesuai dengan firmanNya. Aku sujud dan menyembahMu ya TUHAN yang penuh dengan kemuliaan dan kuasa. Terpujilah Engkau ya TUHAN.

Liturgi IV
Mazmur 104: 1 – 3
Mazmur 104: 16 – 18
Mazmur 104: 4 – 6
Mazmur 104: 19 – 21
Mazmur 104: 7 – 9
Mazmur 104: 22 – 24
Mazmur 104: 10 – 12
Mazmur 104: 25 – 27
Mazmur 104: 13 - 15
Mazmur 104: 28 – 31


Liturgi V (Kejatuhan dalam dosa)
            Perempuan melihat buah yang dilarang TUHAN untuk dimakan, kemudian datanglah iblis untuk merayu manusia itu:
Ular      :     Apakah engkau mengingkan buah itu?
Prmp    :     ya, buah ini tampak indah, tapi Allah melarang kami untuk memakannya, karena kami akan mati.
Ular      :     itu tidak betul, jika engkau memakan buah itu, maka kamu akan sama seperti Allah. Engkau akan memiliki kuasa yang begitu besar.
Peremp:      Tidak, aku takut Allah akan murka dan marah.
Ular      :     Allah tidak akan marah padamu, ambillah dan makanlah engkau akan memperoleh seperti yang aku katakan tadi.
Peremp:      (mengambil buah itu dan memakannya) enak sekali buah ini.
Ular      :     Kasih sama laki-laki itu, supaya ia juga dapat merasakan buah yang nikmat ini
Peremp:      Adam...Adam....buah ini sungguh sangat enak. Makanlah.
Laki2   :     Apa yang kamu lakukan hawa? Bukankah ini buah yang dilarang oleh Allah untuk kita makan? Mengapa engkau memakannya? Kita ini pasti akan mati.
Peremp:      tidak apa-apa Adam. Lihatlah aku, aku tidak terjadi apa-apa. Makanlah, bukankah engkau sangat mencintaiku dan aku adalah tulang rusukmu?
Laki2   :     (mengambil buah dan memakannya) tiba-tiba mereka terkejut dan segera lari untuk bersembunyi.

Prolog  :     kita dengarkan lanjutan apa yang terjadi kepada manusia yang pertama itu setelah melanggar apa yang telah difirmankan oleh Allah kepada mereka

Liturgi VI
Kejadian 3: 1 – 2
Kejadian 3: 14 - 15
Kejadian 3: 3 – 5
Kejadian 3: 16 - 17
Kejadian 3: 6 – 7
Kejadian 3: 18 – 19
Kejadian 3: 8 – 10
Kejadian 3: 20 – 21
Kejadian 3: 11 – 13
Kejadian 3: 22 – 24

Liturgi VII
  1. Pada mulanya tidak ada Allah menciptakan langit dan bumi, Allah mencipta dengan begitu indahnya dan baik, dan sesuai dengan kehendak Allah. Kemudian Allah menguduskan ciptaan itu dan menyempurnakan ciptaan sedemikian indahnya.

  1. Begitu indah dan penuh mulianya manusia diciptakan oleh Allah. Allah menciptakan manusia segambar dan serupa dengan Allah. Manusia dan Allah memiliki hubungan yang begitu dekat dan harmonis. Akan tetapi manusia justru menuruti hawa nafsunya dan mendengarkan segala rayuan iblis untuk melanggar apa yang telah Allah firmankan bagi mereka. Allah pun menjadi murka terhadap mereka.

  1. Walaupun manusia itu sudah terbukti salah dan memberontak terhadap firman TUHAN, manusia itu justru saling menyalahkan satu sama lain, dan mencari pembenaran terhadap dirinya. Sungguh, manusia itu tidak mengakui perbuatan salahnya kepada TUHAN, tetapi justru saling melemparkan kesalahan. Aduh..sungguh menyedihkan manusia itu.

  1. Apa yang engkau tanam itu juga yang engkau tuai. Apa yang engkau kerjakan harus jugalah engkau menerima konsekuensi atau buah dari pekerjaanmu. Manusia telah memberontak dan melawan terhadap firman TUHAN. Manusia telah kehilangan kemuliaan TUHAN, manusia diusir dan taman Eden. Keletihan, kesusahan, sakit, dan penderitaanlah yang menjadi upah manusia di bumi ini, sampai ia akan kembali juga ke tanah dari mana ia terbuat.

  1. Semakin banyak manusia di bumi ini, demikianlah banyaknya dosa. Keturunan Adam pun sudah melakukan dosa. Ia memiliki kecemburuan yang begitu besar sehingga ia membunuh adiknya. Tidak ada lagi rasa hormat dan takut kepada TUHAN. Abang membunuh adiknya. Tidak ada lagi rasa takut terhadap Firman TUHAN.

  1. Itu benar. Allah berfirman kepada Kain, Dimana adikmu itu? Kain menjawab dengan penuh ketakutan dan tidak hormat, ”aku tidak tahu, apakah aku yang memeliharanya?”. bagaiman jika pertanyaan Allah demikian kepada kita. Ibu, dimanakah anakmu? Bapak, dimanakah anakmu? Mengapa engkau tidak mengajari anakmu dalam firman-Ku? Mengapa tidak bisa menjadi contoh yang baik terhadap anakmu? Apakah jawab terhadap itu? Marilah menjawab di dalam hati kita masing-masing.

  1. Pertanyaan itu juga sampai kepada kita yang berkumpul saat ini, dimanakah anak-anak lainnya yang tidak ikut dalam perayaan ini? Dimanakah anak-anak lainnya yang tidak pernah atau jarang mengikuti persekutuan Anak Sekolah Minggu? Apakah jawab kita terhadap itu? Marilah menjawab di dalam hati kita masing-masing.





Liturgi VIII (Dosa semakin berkembang)
Jesaya 1: 21 – 22
Amos 4: 1
Jesaya 1: 23
Amos 4: 2 – 3
Jesaya 2: 6 – 7
Mikha 7: 2 – 3
Jesaya 2: 8 – 9
Mikha 7: 4 – 5
Jeremia 6: 13 – 14
Mikha 7: 6



Liturgi IX
Manusia sudah banyak menjadi hamba dosa.
Stage I
Budi     : Ibu, mintalah uang, aku mau membeli maninan seperti yang dimuliki temanku itu bu
Ibu       :  nak, apalah uang kita lagi untuk membeli beras dan keperluan lainnya. Ingat nak, kita ini orang yang miskin bukan orang kaya.
Budi     :  aku tidak mau peduli pokoknya aku minta uang. Tidak perduli bagaimana kehidupan besok.
Ibu       :  nak, kan masih ada mainanmu dan banyak.
Budi     : (membentak) Tidak. Aku tidak mau. Kalau ibu tidak mau memberi uang, aku akan pergi dari rumah ini..ibu pelit...ibu pelit...ibu jahat
Ibu       :  (menangis) budi anakku...jangan berkata demikian nak.
Budi     :  (suara keras) aku pergi sekarang (langsung meninggalkan ibunya)
Ibu       :  Budi, anakku. (menangis)
Bapak  :  (dalam keadaan mabuk), hei...buka dulu pintu, kalau tidak aku akan mendobraknya
Ibu       :  Bukalah, pintunya tidak terkunci
Bapak  :  (dalam keadaan mabuk), hei. Kamu istri yang tidak tau hormat, suami pulang tidak disambut (langsung memukul istrinya dan meninggalkan istrinya)
Ibu       :  (menangis) oh TUHAN, bantulah aku menghadapi semuanya ini. Kuatkanlah aku TUHAN untuk mengajar anakku sehingga dalam segala hal, aku bisa menjadi contoh dan teladan yang baik bagi anakku, dan suamiku.

Stage II (orang berbeda di stage I)
Andi     :  (berjalan dengan tunduk) (Muncullah segerombolan anak-anak lainnya)
Anak I  : (membentak) hei....anak ingusan. Minta uangmu, kalau tidak kamu tidak akan selamat.
Anak II:   Ya, kalau kamu tidak memberikan uangmu, kami akan mengambilnya dengan cara paksa.
Andi     :  Jangan..aku tidak punya uang.
Anak I  :  ah. Tidak mungkin, anak sepertimu nggk ada uangnya. Mau memberi dengan baik-baik atau dengan paksaan.
Anak III: hei, jangan bohong. Anak Tuhan kan nggk bisa bohong, jadi jangan bohonglah, kasih aja uangmu..hahaa...
Andi     :  benar, ini hanyalah uang Sekolah
Anak I  :  ah...tidak peduli, mau uang sekolah atau uang lainnya, kami tidak peduli. Okelah kalau kamu mau meminta kekerasan, oke kami akan lakukan. Ayo kawan, kita ambil uangnya, kalau perlu bajunya juga kita ambil. Hahahaa....
               Seketika anak-anak itu mengeroyok Andi dan bajunya dibuka hanya tinggal celana pendek tinggal. Lalu Andi ditinggalkan sendirian di jalan.
Andi     : (menangis)... ya TUHAN, kuatkan aku ya Allah dalam menghadapi semuanya ini. Ampunilah mereka ya Bapa sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Amin.

Stage III (orang yang berbeda)
(maju satu-satu orang dengan penampilan mewah)
Lita      :  Aku Lita, lihat, papaku belikan aku Hp baru merek blackforest, eh..salah..blackberry, bisa kamera, internetan, dan dari sini kita bisa facebookan. Papaku sungguh hebat. Siapa dulu?? Papaku..
Mita     :  Aku Mita, eh...tunggu dulu, papaku belikan aku baju baru dari Australia. Harganya mahal dan terbuat dari kain yang sangat berkualitas. Papaku hebat dan sangat baik.
Nita      :  Aku Nita, eh....tunggu dlu, lihat papaku belikan aku boneka yang cantik, harganya mahal, dan buatan Amerika. Setiap malam aku selalu ditemani oleh bonekaku ini, papaku sungguh sangat baik..
Sita      :  Aku Sita, eehhh.....ehee..lihat dlu sepatuku teman-teman.. terbuat dari bahan yang sangat berkualitas, harganya mahal, dan papaku membeli dari Jerman. Wah..papaku hebat.
              
               Tiba-tiba lewat seorang yang berpenampilan sederhana dengan membawa Alkitab
Lita      :  hei, anak miskin, papamu bisa belikan apa?? Uang aja nggk ada (Lita, Mita, Nita, dan Sita langsung tertawa tebahak-bahak)
Angel   :  Papaku memberikan aku Alkitab, sehingga melalui Alkitab aku mengetahui kebaikan TUHAN, bahwa TUHAN itu baik, dan Ia melindungiku dan selalu menjaga hidupku.
Nita      :  ah....banyak kali cakapmu, lihat bajumu aja sangat buruk, kalau di rumahku, sudah dijadikan kain lap. Iss..jijiknya (Nita dan teman-temannya tertawa).
Sita      :  Emangk dirimu mau kemana Angel?
Angel   :  Aku mau ke sekolah minggu. Kalian mau ikut?
Mita     :  ah...nggk usah..nggk perlu..toh nggk ada yang kami dapat dari situ...buktinya kami tidak bisa mendapatkan seperti yang ada pada kami sekarang dari Sekolah Minggu itu. Ya, sudah, kami pergi dulu ya..nggk ada waktu banyak untuk ngomong banyak sama kamu anak miskin (tiba-tiba menjatuhkan Angel sambil melihat dengan penuh kejijikan)
Angel   :  (tertunduk) Ya TUHAN, ampunilah mereka ya Bapa.

Liturgi X
2 Timoteus 3: 1
2 Timoteus 3: 6
2 Timoteus 3: 2
2 Timoteus 3: 7
2 Timoteus 3: 3
2 Timoteus 3: 8
2 Timoteus 3: 4
2 Timoteus 3: 9
2 Timoteus 3: 5
2 Timoteus 4: 3 – 4

Liturgi XI   
  1. Manusia saat ini sudah kehilangan hakekatnya dan kehilangan kesempurnaan dari ciptaan lainnya.

  1. Oleh karena dosa, manusia menjadi lain dari yang seharusnya; menjadi seperti produk yang gagal fungsi, makhluk ciptaan yang hampir sama dengan Allah dan segambar dan serupa dengan Allah, kini menjadi manusa menjadi insan yang kerdil

  1. Manusia yang memiliki kuasa atau mandat melestarikan dan memelihara ciptaan, kini menjadi panakhluk yang menyeramkan. Demi pemenuhan hasrat duniawi dan kerakusannya tega menguras sumber daya alam, tanpa peduli datangnya kerusakan atau kehancuran. Bumi menjadi rusak, air banyak tercemar, pohon banyak ditebang, semua ciptaan telah menjerit kesakitan.

  1. Manusia diciptakan sebagai makhluk mulia, tetapi oleh karena dosa, manusia menjadi makhluk yang frustasi karena keadaan, takhluk akan godaan-godaan yang terbelenggu oleh kelemahannya sendiri.

  1. Manusia yang seharusnya bebas, menjadi terikat. Seharusnya raja menjadi budak, yang seharusnya saling mengasihi dan mencintai, kini menjadi bagaikan serigala antar sesamanya.

  1. Manusia yang mulanya adalah pewaris kemuliaan Allah, kini menjadi makhluk yang tidak memiliki harapan dan masa depan.

  1. Sekarang sudah banyak anak-anak telah menjerit, menangis menahan sakitnya hidup yang mereka alami. Banyak sekarang anak-anak sudah dijadikan budak, anak-anak dijadikan sebagai mesin pencetak uang, bahkan ada anak-anak yang dijadikan menjadi budak hawa nafsu manusia yang telah kehilangan kemuliaan Allah. Penjualan anak-anak pun semakin banyak, anak-anak korban ketidakadilan, korban perang, anak-anak yang kehilangan orangtuanya.


Liturgi XII
  1. Firman TUHAN melalui Nabi Yesaya: ”bangsa yang berjalan di lembah kegelapan akan melihat satu cahaya yang begitu besar”. Kiranya Cahaya itulah kirimkan kepada hatikami ya TUHAN, kiranya cahaya itu menyinari kegelapan hati manusia yang hatinya dipenuhi oleh kegelapan firmanMu. Sehingga dengan Cahaya yang besar itu, yaitu Sinar Surya yang abadi, dapat menyinari hatikami, sehingga FirmanMu dapat kami lihat dan kami ketahui, dan kami menyesali segala dosa kami

  1. Yesaya Juga mengatakan: ”TUHAN sendiri akan memberikan satu tanda bagi kita, melalui anak dara yang akan melahirkan Anak dan namanya akan disebut Immanuel”. Immanuel, TUHAN beserta kita. Kiranya TUHAN jugalah beserta dengan saudara-saudara kami, semua anak-anak yang belum dapat merasakan sukacita seperti pada malam ini, kiranya mereka beroleh sukacita dengan tangan TUHAN sendiri melalui hamba yang dihunjukNya menyatakan kebaikan TUHAN dan membebaskan semua anak-anak dari semua yang menghimpit mereka.

  1. TUHAN menyatakan kasih-Nya melalui Firman yang disampaikan oleh para nabi, yang memberitakan kabar sukacita, dimana akan lahirnya seorang penyelamat yaitu Mesias. Membawa kemerdekaan dan kelepasan bagi umat TUHAN yang menderita, Raja yang adil dan sangat bijaksana, Raja membawa sukacita yang kekal. Hamba TUHAN yang setia dan taat. Ia akan menata kembali bumi dan ciptaan yang telah rusak oleh karena dosa dan keinginan jahat manusia.

  1. TUHAN sendirilah akan menyatakan Kemahakuasaan dan KemuliaanNya di bumi ini. Menyatakan Kasih-Nya yang membawa kepada keselamatan. Raja Damai, pengharapan akan selalu tertuju kepada-Nya.

Liturgi XIII
Jesaya 7: 14
Jeremia 33: 15 – 16
Jesaya 9: 1
Sakaria 9: 9
Jesaya 9: 5 – 6
Mikha 5: 1
Jesaya 11: 1 – 2
Lukas 3: 4
Jeremia 23: 5 – 6
Lukas 3: 5 – 6

Liturgi XIV
Lukas 1: 26 – 27
Lukas 1: 36 – 38
Lukas 1: 28 – 29
Lukas 2: 1 – 2
Lukas 1: 30 – 31
Lukas 2: 3 – 4
Lukas 1: 32 – 33
Lukas 2: 5 – 6
Lukas 1: 34 – 35
Lukas 2: 7 – 8

Liturgi XV
Fragment singkat perjalanan Maria dengan Yusuf menjelang kelahiran Yesus
  1. Kelahiran Yesus tidak ada yang mengetahui karena manusia berada dalam ketakutan yang besar, berada dalam kesibukan yang luar biasa, dan manusia tidak memiliki persiapan untuk menyambut Kristus. Apakah kedatangan Kristus pada saat ini sama seperti ketika Ia akan dilahirkan. Ia mengetuk Pintu hati kita, apakah tidak ada tempat bagiNya di hati kita? Apakah hati kita telah disibukkan oleh aktivitas kita dan telah ditakutkan akan masa depan kita?
Yusuf      :  Pak, bolehkah kami menginap malam ini, perjalanan kami masih jauh dan istri saya sudah letih dan sepertinya akan melahirkan.
Orang I   : Maaf pak, di rumah ini tidak ada ruangan yang kosong, sepertinya kalian harus ke rumah yang lain.
Yusuf      :  baik pak (berjalan perlahan) (menemui satu rumah) pak, ibu, apakah kami boleh menginap untuk satu malam ini di rumah ini? Perjalanan kami masih jauh tetapi istri saya sudah sangat capek dan ingin melahirkan.
Orang II  :  Tidak ada lagi, pergilah dari sini, kami tidak ada waktu untuk melayani yang demikian. Pergilah.
Yusuf      :  baik pak (berjalan perlahan) (menemui satu rumah) permisi pak, apakah kami boleh menginap untuk satu malam aja di rumah ini? Perjalan kami masih jauh, tetapi istri saya sudah sangat capek dan ingin melahirkan.
Orang III:   Maaf pak, kami tidak ada tempat, tapi kalau bapak dan ibu mau, kami ada sebuah kandang, dan kalian bisa menginap di tampat itu.
Yusuf      : baiklah pak, kami akan tinggal di situ. Terimakasih banyak pak.
                  (kemudian diantarlah Yusuf dan Maria yang hendak akan melahirkan.

Liturgi XVI
Lukas 2: 9 – 10
Johannes 1: 14
Lukas 2: 11 – 12
Johannes 3: 16
Lukas 2: 13 – 14
Pilippi 2: 2 – 4
Johannes 1: 1 – 3
Psalmen 103: 1 – 2
Johannes 1: 4 – 5
Psalmen 103: 8


Liturgi XVII
  1. Setelah para Malaikat pergi, kemudian gembala-gembala yang tepat berada di tempat itu, langsung pergi ke Bethlehem melihat apa yang telah disampaikan oleh Malaikat kepada mereka. Sesampai di kandang domba itu, mereka heran melihat bahwa apa yang dikatakan oleh malaikat benar.

  1. Kita yang berkumpul di tempat ini, kita telah mendengarkan bahwa Kristus, Raja Damai telah lahir dan telah naik kembali ke sorga. Dia berjanji bahwa ia akan datang untuk keduakali dalam penuh kemuliaan Bapa. Apakah kita sudah mempersiapkan hati, jiwa dan tubuh kita untuk menyambut Dia, pemberi pengharapan dan sukacita yang abadi.

  1. Para gembala pulang dengan penuh sukacita sambil memuji dan memuliakan Allah. Oleh karena itu, kita juga yang berkumpul disini, bapak-ibu, orangtua kami, dan semua anak-anak Sekolah Minggu, kita juga hendaknya bersukacita pulang dari tempat ini melanjutkan berita sukacita ini, bahwa Pengharapan baru telah dinyatakan. Berita pembebasan dan kesealamtan hendaknya kita sebarkan dan beritakan dimana pun kita berada, baik melalui tindakan, atau melalui perkataan kita.

  1. Kiranya, sukacita Natal hari ini dapat dirasakan oleh anak-anak di seluruh dunia. Mereka dapat bersukacita dan memuji TUHAN, semua anak di dunia ini hendaknya memiliki kegembiraan memuliakan TUHAN, Semesta Alam. Seluruh bumi tunduk dan berada di bawah kuasa TUHAN. Terpujilah TUHAN.

  1. Psalmn 105 : 1
  2. Psalmn 105 : 2
  3. Psalmn 106 : 1 – 2
  4. Psalmn 111 : 1 – 2

Liturgi XVIII
(Liturgi Salib)
Pesan Natal
Matius 5: 3
Matius 5: 9
Matius 5: 4
Matius 5: 10
Matius 5: 5
Matius 5: 11
Matius 5: 6
Matius 5: 12
Matius 5: 7
Matius 5: 13
Matius 5: 8


Matius 5: 14 + 16





Rabu, 31 Oktober 2012

Bahan Khotbah/ Jamita 4 Nopember 2012


BAHAN KHOTBAH
4 NOPEMBER 2012
MARKUS 12: 28 – 33
KASIH MERUPAKAN KEGENAPAN 
HUKUM TAURAT
Cal.Pdt. Daniel Bonardo Pane
Pendahuluan
Injil Markus menberikan gambaran yang hidup atas Yesus dengan pengajaran, penyembuhan, dan pelayanan-Nya terhadap kebutuhan orang-orang. Yesus merupakan contoh yang sempurna dan korban yang sempurna bagi manusia disepanjang masa. Pelayanan-Nya kepada umum termasuk ketika Ia memperlihatkan kekuasaan ilahi-Nya atas penyakit, alam, setan-setan dan bahkan maut. Mujizat mujizat ini juga menunjukkan belas kasihan Yesus terhadap dunia yang sedang terluka. Namun, perlawanan dan kebencian terhadap Yesus bertumbuh dari pihak Imam Besar, orang-orang Farisi, dan Saduki. Pada akhirnya, Yesus bersedia membiarkan terjadinya penangkapan dan penyaliban atas diri-Nya. Akan tetapi kebangkitan-Nya memeteraikan kemenangan puncak bagi semua yang percaya kepada-Nya untuk menyelamatkan mereka.

Penjelasan
Ahli Taurat yang bertanya kepada Yesus dalam bacaan Injil kali ini tidak tergolong mayoritas para pemuka agama Yahudi yang ingin mempermalukan, mencelakakan, malah menghabiskan Yesus. Ia melontarkan pertanyaan yang sama (baca Luk 10:25 dsj.), namun terkesan tulus: “Perintah manakah yang paling utama?” (12:28). Kebanyakan ahli Taurat memandang Yesus sebagai sebagai seorang rabbi yang merupakan saingan, … sebagai ancaman! Lain halnya dengan ahli Taurat yang satu ini: dia memandang Yesus sebagai suatu kesempatan untuk belajar. Oleh karena itu secara sopan dia mengajukan sebuah pertanyaan sederhana yang mencerminkan suatu keprihatinan yang tertanam dalam-dalam di setiap hati anak manusia.
Nats Khotbah ini diambil dari Injil Markus 12:28-33 di mana Yesus dicobai lagi oleh orang-orang Saduki. Kali ini mereka bertanya tentang “Hukum yang paling utama”. Harus diakui ada begitu banyak produk hukum dengan maksud untuk memberikan suatu rasa keadilan. Namun dapat kita saksikan ini, bahwa banyak produk hukum hanya untuk menjerat orang lain, yang kebetulan orang lain ini banyak yang”buta” hukum. Kalau semua produk hukum ini dimaksudkan untuk suatu keadilan yang sejati, pasti kita akan kembali kepada hukum yang paling utama yakni “hukum kasih”. Kita menyadari pula “hukum kasih” sering diselewengkan dengan “kasihan deh lho”. Namun demikian, hukum kasih sebagaimana Yesus sampaikan di setiap kesempatan merupakan hukum yang paling utama dan pertama. Kita akul yakin bahwa dari produk-produk yang dihasilkan dengan maksud yang baik untuk memberikan rasa keadilan yang sebenar-benarnya. Mengapa kasih…? Allah mau menjadi manusia dasarnya adalah kasih. Allah mau menebus dosa-dosa manusia, dasarnya adalah kasih. Hubungan antara pasangan yang berbeda jenis, dasarnya juga kasih. Kita mau bekerja keras untuk keluarga, dasarnya juga kasih. Agar tidak terjadi konflik, dasarnya juga kasih. Toleransi di bidang agama, dasarnya juga kasih. Jadi kalau kita renungkan dengan sungguh-sungguh, apa yang disampaikan oleh Yesus tentang “hukum kasih yang merupakan hukum yang utama dan pertama” benarnya adanya.
Iblis pada dasarnya juga tidak senang kalau ada kedamaian di hati orang. Iblis selalu mau menciptakan kekacauan. Jadi boleh jadi kekacauan yang ada di mana-mana, maka kita bisa mengkambinghitamkan iblis. Orang sudah tidak memiliki kasih lagi. Banyak juga yang ikut berbicara tentang kasih, namun hatinya jahat. Dan kita tahu segala kejahatan di bumi bermula dari iblis yang menyebabkan manusia pertama jatuh dalam dosa. Ada begitu banyak agama di dunia, intinya adalah kasih, Allah mau menyelamatkan manusia. Karena Allah telah mengasihi manusia, maka manusia harus mengasihi satu sama lain. Karena kasih itu berasal dari Allah dan Allah itu adalah kasih. Sudah sampai sejauh manakah, kita mengamalkan kasih itu baik itu untuk mengasihi Allah dan juga mengasihi sesama. Anda yang dapat menjawabnya sendiri. 1. Perintah ganda untuk mengasihi adalah merupakan hukum kodrat Kalau kita meneliti sepuluh perintah Allah (Kel 20:1-17), maka kita dapat melihat bahwa hukum-hukum di dalam 10 perintah Allah adalah merupakan penjabaran dari hukum kodrat yang sempurna. Hukum kodrat ini adalah hukum atau peraturan yang terpatri di dalam setiap hati manusia.
Dari sini, kita dapat melihat bahwa mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama sesungguhnya tidak terpisahkan. Injil Yohanes menegaskan hal ini secara gamblang “Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.” (1Yoh 4:20) 3. Tuhan memampukan kita untuk mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa dan akal budi Perintah untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap akal budi adalah mengasihi Tuhan dengan keseluruhan diri kita, menempatkan Tuhan lebih utama dalam segala sesuatu, di mana saja, setiap saat dan dalam segala kondisi. Dan kalau bukti kasih kita kepada Tuhan dan tanda kita berdiam di dalam Allah adalah dengan menuruti segala perintah Tuhan (lih. 1John 2:3; 1Yoh 3:24), maka kita akan melihat bahwa sesungguhnya perintah ini sangat berat bagi manusia. Namun, Tuhan tidak akan memberikan perintah yang mustahil, karena Dia menegaskan bahwa kuk yang dipasang-Nya adalah enak dan ringan. (lih. Mat 11:29) Kunci dari kemampuan kita untuk mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa dan akal budi serta mengasihi sesama adalah karena Allah telah memberikan rahmat-Nya kepada kita semua. Kita yang telah dibaptis telah menerima rahmat Allah yang begitu besar, seperti: menjadi anak-anak Allah di dalam Kristus, disatukan dalam Tubuh Kristus, dibebaskan dari dosa asal, menerima rahmat pengudusan



Aplikasi
Tuhan Yesuslah Guru dan Teladan ilahi segala kesempurnaan. Dengan kesucian hidup, yang dikerjakan dan dipenuhi-Nya sendiri, Ia mewartakan kepada semua dan masing-masing murid-Nya, bagaimanapun juga corak hidup mereka: “Kamu harus sempurna, seperti Bapamu yang di sorga sempurna adanya” (Mat 5:48). Sebab kepada semua diutus-Nya Roh Kudus, untuk menggerakkan mereka dari dalam, supaya mengasihi Allah dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi dan dengan segenap tenaga mereka (lih. Mrk 12:30), dan saling mencintai seperti Kristus telah mencintai mereka (lih. Yoh 13:34; 15:12). Para pengikut Kristus dipanggil oleh Allah bukan berdasarkan perbuatan mereka, melainkan berdasarkan rencana dan rahmat-Nya. Mereka dibenarkan dalam tuhan Yesus, dan dalam baptis iman sungguh-sungguh dijadikan anak-anak Allah dan ikut serta dalam kodrat ilahi, maka sungguh menjadi suci. Maka dengan bantuan Allah mereka wajib mempertahankan dan mengembangkan dalam hidup mereka kesucian yang telah mereka terima. Oleh rasul mereka dinasehati, supaya hidup “sebagaimana layak bagi orang-orang kudus” (Ef 5:3); supaya “sebagai kaum pilihan Allah, sebagai orang-orang Kudus yang tercinta, mengenakan sikap belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemah-lembutan dan kesabaran” (Kol 3:12); dan supaya menghasilkan buah-buah Roh yang membawa kepada kesucian (lih. Gal 5:22; Rom 6:22). Akan tetapi karena dalam banyak hal kita semua bersalah (lih. Yak 3:2), kita terus-menerus membutuhkan belaskasihan Allah dan wajib berdoa setiap hari: “Dan ampunilah kesalahan kami” (Mat 6:12).
Jadi bagi semua jelaslah, bahwa semua orang Kristiani, bagaimanapun status atau corak hidup mereka, dipanggil untuk mencapai kepenuhan hidup Kristiani dan kesempurnaan cinta kasih. Dengan kesucian sedemikian ini sebuah kehidupan yang lebih manusiawi dapat dimajukan di dalam kehidupan masyarakat di dunia ini. Untuk memperoleh kesempurnaan itu hendaklah kaum beriman mengerahkan tenaga yang mereka terima menurut ukuran yang dikurniakan oleh Kristus, supaya dengan mengikuti jejak-Nya dan merupai citra-Nya, dengan melaksanakan kehendak Bapa dalam segalanya, mereka dengan segenap jiwa membaktikan diri kepada kemuliaan Allah dan pengabdian terhadap sesama. Begitulah kesucian Umat Allah akan bertumbuh dan menghasilkan buah berlimpah, seperti dalam sejarah Gereja telah terbukti dengan cemerlang melalui hidup sekian banyak orang kudus.”
maka sudah seharusnya kita berjuang untuk melaksanakan perintah Kristus yang utama, yaitu untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan akal budi serta mengasihi sesama seperti diri sendiri. Ini adalah kekudusan yang kepadanya kita semua dipanggil, seturut dengan kehendak Allah (lih. 1Tes 4:3). Hanya dengan mengasihi, manusia dapat memperoleh arti hidup, yaitu kebahagiaan di dunia ini dan pada saatnya nanti, akan kebahagiaan abadi di Sorga. Mari, mulailah dan bertumbuhlah dalam kasih, sebab kita semua diciptakan untuk mengasihi. Amin