DANIEL PANE

SELAMAT DATANG DAN MENIKMATI YANG TELAH DISAJIKAN

Sabtu, 25 April 2020

Bahan Khotbah/ Jamita Minggu, 26 April 2020, Roma 3: 1 - 8


MARI BERSUKACITA KARENA TELAH NYATA KASIH SETIA ALLAH!
(Roma 3: 1 – 8)
   Saudara/i yang terkasih, masuklah kita di minggu Miserikordias Domini, dimana pada minggu ini kita diarahkan kepada sukacita dan suatu ungkapan kebahagiaan serta ajakan untuk bersama – sama menyanyikan kasih setia TUHAN, dimana di dalam kasih setia itu, nyatalah kebenaran dan keadilan Allah di tengah – tengah hidup kita. Suara nyanyian dan sukacita kita karena kasih setia TUHAN tersebut, kini berkumandang di tengah – tengah keluarga kita masing – masing. Orang tua bersama anak – anaknya; dan seluruh keluarga dan saudara berkumpul bersama mengumandangkan atau menyarakan nyanyian pujian dan sukacita atas kasih setia TUHAN. Hal ini membuktikan atau menyatakan bahwa, wabah Covid 19 ini tidak membatasi dan tidak menggagalkan sukacita kita dan tidak menghentikan suara nyanyian sukacita kita untuk memuji Allah yang kita sembah.
   Nas khotbah hari ini merupakan surat yang dituliskan oleh Paulus, dimana Paulus menyatakan kasih setia Allah, di mana kasih setia tersebut nyata kebenaran dan keadilan Allah, yang tidak dapat diperjualbelikan, atau tawar menawar. Kebenaran dan keadilan Allah tidaklah mentolerir segala dosa, baik dosa yang dianggap kecil (kelalaian, kelemahan, ketidakmautahuan, dsb.) atau dosa yang dianggap besar (kejahatan, kedengkian, dsb.). tidak ada manusia dengan caranya apa pun, seperti berbuat baik, mematuhi perintah, atau melakukan kehendak agar ia lepas dari dosa atau hukuman Allah. Tetapi hanya kasih karunia Allah semata. Jangan ada satu manusia pun berpikir: “aku sudah berbuat baik, sudah berbagi, atau memberikan persembahan, memberikan ucapan syukur, dan menyuarakan segala kebaikannya” agar Allah membebaskan dia dari segala kelemahan atau kejahatannya, dan ia selamat dari murka Allah.
   Itulah sebabnya pada nas khotbah ini, terjadi perseteruan antara orang Kristen Yahudi maupun Kristen non Yahudi, dimana orang Kristen Yahudi menyatakan bahwa merekalah yang benar karena mereka melakukan sunat, sedangkan yang tidak bersunat tidaklah benar dan mereka tidak memperoleh keselamatan. Perseteruan tersebut terjadi pada satu penderitaan yang begitu pahit dan kejam di bawah pemerintahan Kaisar Nero, yang menyatakan fitnah terhadap orang Kristen (Yahudi maupun non Yahudi) yang mana, melalui perintah kaisar Nero, agar orang Kristen seluruhnya disiksa, atau bahkan dibunuh. Di tengah – tengah kondisi yang demikianlah muncul perseteruan sesama orang Kristen untuk menyatakan bahwa satu pihak (Kristen Yahudi) yang benar dan Kristen non Yahudilah yang tidak benar, dan harus mengikuti tradisi Yahudi (sunat) agar mereka ikut dalam keselamatan yang telah Yesus nyatakan. Saudara/i, Kasih setia Allah memenuhi seluruh bumi, berarti kebenaran dan keadilan Allah memenuhi seluruh bumi, baik apa adatmu, apa tradisimu, apa sukumu, apa bahasamu dan bagaimana kehidupanmu kasih setia Allah ada padaMu, berarti kebenaran dan keadilan Allah ada padaMu. Keadilannya tidak dibatasi oleh satu adat/ tradisi tertentu. Itulah sebabnya, kita tidak perlu meminjam budaya orang, atau bahasa orang, atau bahasa yang tidak kita mengerti dalam penyembahan kepada Allah. Engkau orang batak, pakai adat batakmu, bahasa batakmu, menyanyikan kasih setia Allah. Pujilah Allah dalam adatmu/ tradisi yang engkau mengerti, tidak perlu bakar ulosmu, atau tidak perlu pinjam adat yang lain dalam memuji Allah dan menyatakan kebenaran dan keadilan Allah. Sebab kasih setia Allah memenuhi seluruh bumi.
   Saudara/i, Allah tidak tolerir dalam segala bentuk dosa, jika Ia tolerir/ maklum, bagaimana Ia akan menyatakan hukumannya atas dunia ini? Setiap yang berdosa harus menerima upah dari dosanya, dan tidak ada satu orang pun yang dapat membebaskan dirinya dari hukuman terhadap dirinya. Jika kita melihat Roma 3: 9 – 10: “Jadi bagaimana? Adakah kita mempunyai kelebihan dari pada orang lain? Sama sekali tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa, seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorang pun tidak.” Maut (kematian selama- lamanya, dan hidup keterpisahan dengan Allah) adalah upah dari segala dosa yang manusia lakukan itu (lihat Roma 6: 23). Namun, Allah memberikan Anak-Nya yang tunggal (Yesus Kristus) untuk melepaskan dan memenangkan kita dari kuasa dosa dan maut tersebut. Seharusnya, kitalah yang berada di salib dan di dalam maut, tetapi karena kasih setiaNya, ia melepaskan dan membebaskan kita dari dosa dan maut tersebut. Itu bukanlah bentuk tolerir Allah atas dosa, tetapi itu adalah kebenaran dan keadilan Allah terhadap yang ia ciptakannya. Keselamatan itu adalah milik semua bangsa, marga, adat, ras dan semua suku. Keselamatan itu, hanyalah di dalam Yesus Kristus. jika ada yang mengatakan bahwa Allah itu kasih dan maha pengampun, tetapi ia berbuat jahat maka ia mendatangkan murka Allah di dalam hidupnya. Pengampunan itu adalah kesempatan kita untuk melakukan kebaikan bukan kejahatan.
                Jika demikian, apakah yang harus kita perbuat? Yang kita perbuat adalah, hidupilah kasih setia Allah yang telah nyata itu dengan hidup baru. Buang dan kubur segala pikiran dan perbuatan yang jahat, yang menyakiti, menghina, mencelakanan, segala perkataan kotor, perkataan kebencian, kesombongan, pemecah-belah dan segala perbuatan jahat lainnya. Karena kita telah menerima kasih setia itu, maka kita diarahakn kepada perbuatan baik, melayani seorang akan yang lain, saling menolong dan memberi kekuatan satu sama lain, saling menopang, saling memberi dengan ketulusan hati, saling menyatakan kasih dan pengampunan. Apa pun perbuatan baik yang telah kita perbuat, itu semua adalah karena kita telah menerima kasih karunia Allah dan yaitu kebenaran dan keadilan Allah. Mari menghidupi segala kebaikan TUHAN. Terlebih di tengah situasi yang terjadi saat ini, mari kita saling mendoakan, saling mengampuni dan mengasihi, saling membantu seorang dengan yang lain. Lupakan dan kubur jauh segala sikap buruk dan kejahatan. Tidak saatnya lagi kita memikirkan atau melakukan yang jahat, tetapi kini saatnya kita mengarahkan hidup kita kepada hal – hal yang baik. Mari bernyanyi, mari bersukacita, mari berbuat baik karena bumi ini penuh kasih setia Allah. Dengan itu kita sama – sama bersukacita menantikan berakhirnya masa wabah covid 19 ini, dan mengarahkan pandangan dan harapan bahwa akan tiba saatnya negeri dan bumi kita bebas dari penyakit wabah ini dan kita akan bersama – sama bersukacita menyanyikan kasih setia Allah di Bait Suci-Nya yang Kudus, Amin.

Sabtu, 04 April 2020

Renungan/ Khotbah Minggu Palmarum, 05 April 2020: Yohanes 12: 12 - 19



KESELAMATAN TELAH DATANG
HOSANA! SELAMATKANLAH KAMI YA ALLAH
Yohanes 12: 12 - 19
Pdt. Daniel Bonardo Pane, S.Th.
      Saudara/I yang terkasih di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Jurus’lamat kita. Hari ini sampailah kita di minggu Palmarum, yaitu minggu akhir masa pra – paskah. Selama 6 minggu kita diajarkan untuk kontemplasi dan meditasi dalam doa dan penyembahan masing – masing untuk menilik kembali, apakah yang telah kita persiapkan dalam menyambut Keselamatan Yang Telah Datang itu? Atau bahkan ketika Sang Keselamatan itu telah berdiri di pintu hati atau pintu ujung kehidupan kita, apakah masih ditemui hati atau kehidupan yang penuh kebencian, iri hati, kecemburuan dan berbagai kejahatan di dalam hati atau kehidupan kita kita? Sebuah lagu dituliskan: “selidiki aku, lihat hatiku, apakah ‘ku sungguh mengaihiMu Yesus?”. Lagu itu mengarahkan kita kepada pengenalan siapakah kita dan siapakah Yesus dalam hidup kita? Apakah pengenalan kita mengenai Yesus sama dengan pengenalan akan orang – orang yang bersorak – sorai menyambut Yesus dengan mengatakan: “Hosana”? Sehingga sorak – sorai itu akan berganti menjadi “Salibkan Dia!”
      Apakah kesukacitaan mereka itu adalah bentuk kemunafikan atau menjadi kekejian? Tidak! Kesukacitaan mereka adala karena mereka mengenal Kristus melalui apa yang mereka lihat atau dengar dimana Yesus memiliki kuasa (menyembuhkan orang sakit, menghidupkan orang mati, mengubah air menjadi anggur dan mukjizat lainnya) serta pengajaran (kerygma) Yesus mengenai keselamatan (berupa perumpamaan dan pengajaran lainnya). Sungguh apa yang Yesus ajarkan dan lakukan merupakan pemenuhanan kerinduan mereka menantikan Mesias yang telah disampaikan oleh para nabi – nabi (Yesaya, Mikha, Zakaria, dsb). Hal ini dapat kita lihat dari seruan mereka: HOSANA! HOSANA, berarti Ya Allah segeralah menyelamatkan/ memberi keselamatan. Ungkapan ini adalah suatu ungkapan seruan seseorang yang dalam keadaan susah, ketakutan, kesakitan, penderitaan, ibarat seorang yang terjebak dalam lumpur hisap, semakin berusaha untuk lepas maka semakin tertarik tubuh ini dihisapnya, atau ibarat seorang yang sudah sangat haus dan segera mencari air. Demikianlah kehidupan mereka (para orang Yahudi yang menantikan kedatangan Mesias) sehingga mereka dengan semangat dan tegas menyuarakan Hosana! Ungkapan sukacita yang tidak terkatakan memandang Yesus ibarat sosok air yang memberi kelegaan pada kehausan mereka, dan memandang Yesus sebagai Raja Israel, Mesias. Walaupun pengenalan mereka hanya karena kebutuhan jasmani (ingin merasakan mukjizat seperti yang pernah didengar atau dilihat, ingin mendapat makanan seperti yang pernah terjadi ketika Yesus memberi makan 5.000 orang dengan lima roti dan dua ikan; menghidupkan yang telah mati seperti yang telah mereka dengar atau lihat Yesus menghidupkan Lazarus, putri Yairus, dan putra seorang janda di Nain, Galilea; Yesus sebagai Raja yang akan mengusir penjajahan Romawi dari wilayah mereka atau pemahaman lainnya yang mungkin timbul di pikiran mereka masing – masing).
      Orang Farisi dan ahli Taurat berusaha untuk menghentikan seruan/ suara mereka, mencoba menghentikan sukacita para orang Yahudi yang menyambut kehadiran Yesus memasuki kota Yerusalem. Apabila kita melihat Matius 21: 16, Yesus dengan tegas menjawab orang Farisi yang mencoba menghentikan seruan/ suara orang – orang yang berseru itu. Sehingga usaha mereka gagal. Sungguh, suara/ seruan Hosana tidak dapat dihentikan atau tidak akan berakhir.
      Kini, keselamatan itu sudah datang, yaitu Yesus Kristus. Kerendahatian-Nya mengajarkan kita untuk rendah hati, kehidupan-Nya mengajarkan kita ketaatan dan ketekunan, pengajarannya mengajarkan kita kelemahlembutan, hidupnya mengajarkan kita kasih dan pengampunan. Keselamatan itu telah nyata. Keselamatan yang adalah kehidupan abadi/ kekal, kekuatan, dan peneguhan dalam hidup kita saat ini. Di tengah kondisi pandemik covid – 19 yang terjadi saat ini masihkah pengenalan kita mengenai Yesus seperti orang – orang yang menyambut Dia ketika memasuki kota Yerusalem, yang hanya menyeru Hosana tetapi hanya kebutuhan sesaat, dan kebutuhan kerinduan kita lepas dari pergumulan, penyakit atau permasalahan? Atau justru dengan pergumulan, penyakit atau adanya wabah pandemik covid 19 suara Hosana kita menjadi berhenti?
      Saudara/i-ku, keselamatan kita telah datang, Ia telah datang dengan kerendahatian-Nya, ketaatan-Nya, kuasa-Nya, kasih-Nya dan pengampunan-Nya. Di tengah kondisi sekarang kita harus menghidupi apa yang telah Kesalamatan itu telah nyatakan: hidup rendah hati, semakin bertekun dan semakin taat walau semakin keras ombak kehidupan menerpa, pengampunan dan kasih yang telah Ia nyatakan haruslah benar – benar kita hidupi. Siapakah Keselamatan itu? Yaitu Yesus Kristus, Anak Allah yang Maha Tinggi. Keselamatan telah Allah nyatakan dalam diri dan hidup Yesus Kristus. Yesus Kristus memanggil kita dengan ajakan: marilah kepadaku semua yang letih lesu dan berbeban berat, aku akan memberi kelegaan kepadamu, Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan” (Matius 11: 28 – 30). Panggilan itu tidak mengatakan kita menyerahkan sebagian atau semua beban hidup, ketakutan, kekhawatiran, atau pergumulan hidup, tetapi adalah kekuatan yang mengatakan bahwa Dia ada untuk kita, bersama dengan kita sehingga beban, khawatir, ketakutan menjadi ringan seolah – olah tidak kita rasakan lagi, dan kita menang kita beroleh hidup yang kekal, kita memiliki keteguhan iman karena Keselamatan itu, yaitu Yesus Kristus telah nyata dalam kita. Dialah YESUS KRISTUS, yang berkuasa dan akbar.
      Covid 19 tidak menjadi alasan kita untuk berhenti, dan tidak ada alasan kita berhenti menyuarakan Hosana: Selamatkanlah kami ya Allah, bukan lagi karena kita takut, khawatir, gelisah, bimbang tetapi nyanyian Hosana adalah ungkapan iman yang di dalamnya ada kekuatan, ada semangat, ada sukacita, dan kalau pun kematian akan menjadi ujung perjalanan hidup kita di dunia, tetapi yakin dan percayalah Yesus Kristus ada untuk kita, kehidupan kekal pun ada bagi kita. Hosana! Hosana! Hosana.