DANIEL PANE

SELAMAT DATANG DAN MENIKMATI YANG TELAH DISAJIKAN

Jumat, 18 Januari 2019

Bahan Khotbah II Setelah Epiphanias, 20 Januari 2019; Markus 1: 21 - 28


BAHAN KHOTBAH
MINGGU II SETELAH EPIPHANIAS
Minggu, 20 Januari 2019
Ev.: Markus 1: 21 – 28; Ep.: Psalmen 16: 1 – 11; Hukum Taurat: HUKUM TAURAT I – X

KUASA YESUS: KASIH DAN KEHIDUPAN
Oleh: Pdt. Daniel Bonardo Pane, S.Th. 
Pendahuluan
            Dimana Yesus hadir maka kasih dan keselamatan nyata. Itulah yang dapat kita perhatikan dalam setiap perjalanan pelayanan Yesus Kristus. KedatanganNya menyatakan suatu kuasa yang mana kuasa tersebut melebihi segala kuasa yang ada di dunia ini dan di segala tempat dan di segala waktu. KedatanganNya menyatakan kebebasan atau kemerdekaan dari segala kuasa yang mengikat atau membelenggu manusia untuk mengenal Allah. kedatanganNya sangat dibenci oleh setan atau iblis karena dengan kedatangan atau kehadiran Yesus, iblis atau setan tidak berkuasa. Itulah sebabnya setan atau iblis akan selalu menolak kehadiran Yesus Kristus. Itulah topik khotbah pada hari minggu ini, menyatakan kuasa Allah dalam Yesus Kristus dan kuasa itu adalah kasih dan kehidupan bagi yang menerimanya. Untuk lebih jelasnya, mari kita masuk ke penjelasan nas khotbah ini.

Penjelasan Nas
            Injil Markus, merupakan injil yang tertua dari empat injil lainnya (Matius, Markus, Lukas dan Yohannes) yang dituliskan berkisar tahun 64 – 67 Masehi. Dimana penulis kitab injil Markus ini adalah Markus dengan nama lengkapnya Yohannes Markus, seorang yang disebut “anak rohani” rasul Simon Petrus (lihat 1 Petrus 5: 13). Yohannes Markus adalah seorang yang percaya (Kristen) yang berasal dari kaum Yahudi yang mana ia adalah kemenakan dari Barnabas, seorang penginjil yang menjadi teman sepelayanan Paulus (Kolose 4: 10). Injil Markus disimbolkan dengan sosok seekor singa yang mengaum dengan dua sayap menunjuk pada Nabi Yesaya kala ia memulai Injilnya, “Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah. Seperti ada tertulis dalam kitab nabi Yesaya: `Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu; ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.'” “Suara orang yang berseru-seru di padang gurun” mengingatkan orang pada auman singa, dan roh nubuat yang turun ke bumi mengingatkan orang akan “pesan bersayap.” Singa juga melambangkan jabatan Rajawi, suatu simbol yang tepat bagi Putra Allah, dengan memiliki kuasa yang mengatasi segala kuasa yang ada di segala tempat dan di segala waktu. Markus menerima berita tentang Yesus Kristus dari “bapa rohaninya” yaitu Simon Petrus, salah seorang murid Yesus Kristus yang dipanggil dari seorang penjala ikan menjadi penjala manusia (lih Mark 1: 16 – 17).
            Khotbah minggu ini merupakan pelayanan Yesus Kristus setelah Yesus bertemu para nelayan yang berada di danau Galilea dan memanggil Simon Petrus, Andreas, Yakobus dan Yohannes menjadi rasul atau muridNya (ay. 17 – 20). Yesus beserta keempat muridNya itu tiba ke Kapernaum setelah dari danau Galilea (ay. 21). Kapernaum merupakan suatu kota yang terletak di sebelah barat tepi Galilea. Tepat pada saat itu adalah hari Sabbat. Seperti kebiasaan Yahudi, setiap hari Sabbat mereka akan berkumpul di Sinagoge, yang merupakan suatu tempat peribadahan Yahudi dan di tempat itu orang Yahudi akan berdoa bersama, mendapat pengajaran Taurat, dan pengajaran kehendak Allah melalui para Nabi, dan bernyanyi nyanyian Mazmur. Sinagoge juga dipakai sebagai tempat pertemuan oleh para tua – tua Yahudi untuk membicarakan mengenai sistem sosial, politik dan agama.
            Yesus mengajar di tempat itu dan seluruh para pendengar yang berada di Sinagoge sangat takjub mendengarnya. Yesus mengajar sebagai orang yang berkuasa, dan tidak seperti ahli – ahli Taurat (ay. 22). Kuasa Yesus dalam pengajaranNya tidak terlepas dari relasi atau hubungan dekatNya dengan BapaNya, yaitu (YHWH, bahasa batak disebut: Jahowa). Yesus, Anak Allah dipenuhi oleh Roh Kudus, dan Ia pun adalah Firman Allah Yang Telah menjadi manusia (lih. Yoh. 1: 14). Kuasa yang ada pada Yesus Kristus tampak melalui kharisma yang ada padaNya. Sedangkan para ahli – ahli Taurat sering sekali dipenuhi oleh roh – roh hedonisme (suatu paham filsafat yang dipernalkan oleh  Aristippos dari Kyrene (433-355 SM)). Paham inimenekankan kesenangan sebanyak mungkin dan kenikmatan hidup. Paham ini selau mencoba menghindari segala hal yang membuat sakit hati atau ketersinggungan); roh mamonisme (suatu paham yang menjadikan uang adalah segala-galanya. Kehidupannya hanya bertujuan untuk mamon (uang, harta, kedudukan atau posisi) sehingga dengan itu semua ia merasa bahagia dan berkuasa); roh perpecahan; roh manipulasi; roh kebencian, kedengkian dan berbagai roh dunia lainnya yang tampak dari perbuatan daging (bdk. Efesus 6: 12; Galatia 5: 19 – 21). Kuasa Allah yang sempurna dan nyata dalam diri Yesus Kristus adalah kuasa yang penuh kasih dan menghidupkan. Dimana Kuasa Allah tersebut akan mengalahkan segala roh – roh hedonisme, mamonisme, perselisihan, kebencian dan berbagai roh jahat lainnya.
            Di tengah pengajaran yang Yesus lakukan di dalam Sinagoge, ada seorang yang kerasukan roh jahat (devil/ satan/ denon) (ay. 23). Tubuh manusia adalah suatu wadah tempat berdiamnya roh. Roh menentukan bagaimana tubuh berbuat, ketika roh kebaikan memenuhi tubuh, maka tubuh akan melakukan kebaikan. Namun ketika roh jahat memenuhi tubuh maka tubh akan melakukan kejahatan. Tubuh bergantung kepada roh, karena tubuh akan melakukan apa yang dikehendaki oleh roh yang ada pada tubuhnya. Roh yang jahat dalam perikop ini berasal dari si iblis. Roh yang diberikan TUHAN kepada kita adalah Roh yang dari Dia, tetapi ketika roh jahat juga diberi tempat dalam tubuh maka Roh TUHAN akan tertutup oleh belenggu roh jahat tersebut. Roh TUHAN tidak pergi dan tidak mati, tetapi Roh TUHAN menjadi tertutup. Kita dapat analogikan Roh TUHAN adalah terang sedangkan roh jahat adalah gelap. Terang tidak bisa kalah oleh gelap melainkan sebaliknya. Namun terang dapat terhambat oleh beberapa penghambat sehingga ruangan yang terang bisa menjadi gelap. Begitu juga dalam tubuh manusia. Ketika Roh TUHAN memenuhi tubuh maka tubuh akan melakukan kehendak TUHAN, tetapi ketika roh iblis memenuhi tubuh maka tubuh akan melakukan kehendak iblis.
            Kedatangan Yesus yang adalah kesempurnaan Roh TUHAN mengganggu kepentingan roh jahat, yang adalah berasal dari roh iblis. Si iblis dengan rohnya sangat ketakutan dengan kehadiran Yesus Kristus (ay. 24). Kita melihat teriakan roh jahat tersebut: “apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami?” ungkapan tersebut merupakan suatu ungkapan yang begitu sangat ketakutan. Iblis mengakui dengan kedatangan Yesus dengan kuasa Allah dalam diri Yesus Kristus merupakan kebinasaan dan keberakhiran bagi diri si iblis. Kuasa iblis ternyata tidak ada apa-apanya dengan kuasa yang dimiliki oleh Yesus Kristus. Iblis pun mengenal siapa Yesus: yaitu Yang Kudus dari Allah. Kekudusan Yesus terletak dari substansi dan hakekatNya bahwa Ia-lah Firman YHWH yang telah menjadi daging. YHWH yang adalah Mahakudus, maka segala Firman Yang dari Yang Mahakudus adalah Kudus. Kekudusan itu adalah milik Allah dan tidak ada satu apa pun baik di mana pun atau kapan pun yang dapat dijadikan kudus atau disamakan dengan kekudusan YHWH. Kekudusan YHWH tampak dengan kuasa dan hakekatNya yang merupakan kekal dan mengatasi segala kuasa di mana pun dan kapan pun.
            Pada ayat 25 kita dapat melihat bagaimana Yesus Kristus tidaklah terlena dengan pengakuan si iblis itu. Yesus sangat menolak roh jahat dan tidak mengizinkan roh jahat itu berdiam dalam diri manusia. Yesus tidak memberikan si iblis untuk tinggal lama dalam orang tadi. Dengan tegas Yesus mengatakan: “diam, keluarlah dari padanya!”. Ungkapan atau perintah Yesus ini mengembalikan hakekat orang yang kerasukan bahwa dirinya bukanlah kepunyaan iblis tetapi YHWH, yaitu Allah Bapa. Manusia diciptakan YHWH dan pada hakekatnya manusia adalah kepunyaan YHWH. Yesus tidak membiarkan roh jahat berkuasa lagi dalam tubuh manusia itu. Dengan kuasa yang ada pada Yesus, roh jahat pun tidak mampu untuk menolak atau melawannya. Iblis ingin berontak tetapi ia tidak mampu. Si iblis melalui roh jahat kemudian menggoncang – goncang orang itu sambil menjerit dengan suara nyaring dan ia pun keluar (ay. 26).
            Orang – orang yang berada di tempat itu takjub melihat apa yang terjadi, yang barang kali hal demikian tidak pernah mereka lihat sebelumnya. “apa ini?” suatu ungkapan takjub atau keterheran-heranan melihat sesuatu hal yang sangat luar biasa atau bahkan di luar indera atau rasional manusia. Pengajaran Yesus yang penuh dengan kuasa begitu juga pelayanan Yesus yang penuh kuasa. Roh – roh jahat pun taat kepada perintahNya (ay. 27). Orang – orang yang berada di tempat itu dan sebagai saksi hidup akan kuasa Yesus terhadap roh jahat itu memberitakan semua yang mereka lihat itu semuanya (ay. 28). Setiap orang percaya sebagai saksi hidup penyertaan TUHAN dalam hidup masing – masing, mari kita memberitakan kabar sukacita tersebut. Memberitakan penyertaan dan karya TUHAN yaitu kasih dan kehidupan tersebut.  

Refleksi – Teologi
  1. Kuasa yang ada pada Yesus Kristus tidaklah dari dunia ini atau dari segala dewa atau sesembahan dunia ini. Akan tetapi kuasa yang ada pada Yesus Kristus hanya berasal dari YHWH, BapaNya. Hubungan yang begitu dekat dan kesatuan Yesus Kristus dengan YHWH merupakan penyataan dari kesatuan antar Firman dan Sumber Firman. Relasi atau hubungan itu tampak dari kehidupan Yesus yang selalu memberikan waktu untuk berdoa dan beribadah kepada YHWH, Bapa dan Yang MengutusNya.

  1. Bagaimana para pelayan Gereja saat ini? Apakah para pelayan Gereja saat ini memiliki kuasa yang membuat manusia atau jemaat takjub dan terheran- heran atau justru membuat jemaat tersebut menjadi jenuh atau bosan melihat perilaku atau sikap para pelayan Gereja saat ini? Jika para pelayan Gereja tidak memiliki relasi atau hubungan yang baik kepada Allah bagaimana mungkin ia memiliki kuasa. Kuasa tampak dengan kharisma. Kharisma itu hanya dipengaruhi dengan adanya Roh Allah, yaitu Roh Kudus yang berkuasa dalam kehidupan para pelayan termasuk berkuasa kepada kehidupan seluruh umat percaya.

  1. Roh jahat akan memakai berbagai cara agar kharisma dalam setiap para pelayan gereja atau pun Roh Kudus dalam setiap kehidupan umat percaya tertutup atau terhalang termasuk dengan kehadiran berbagai kejanggihan alat tekhnologi dan berbagai kepentingan duniawi sesaat. Pemakaian facebook ketika beribadah, penyebaran kata benci atau bahkan caci maki dan perkataan fitnah dan berita bohong (hoax) kini sudah menjadi trand. Ditambah lagi dengan perebutan posisi atau jabatan yang menjadi orientasi utama dalam pelayanan gerejawinya atau kehidupan sehari – harinya. Orientasi pada uang, dimana pelayanan dilakukan hanya berfokus dan berpusat kepada uang. Cinta akan uang adalah akar dari segala kejahatan (bdk. 1 Timoteus 6: 10). Dengan hadirnya roh jahat pada kehidpan manusia maka visi Kerajaan Allah atau bahkan Roh Allah akan tertutup atau terhalang. Sehingga terjadilah perselisihan, pertengkaran, pembunuhan, atau perseteruan, pengkelompokan dalam gereja.

  1. Si iblis akan juga memakai keluarga yang telah meninggal dunia untuk memanipulasi keluarga tersebut. Kerasukan atau berbagai tawaran kebaikan yang ditawarkan iblis melalui para suruhannya (setan) dengan memperkenalkan dirinya sebagai keluarga yang telah meninggal. Ketahuilah saudara/i umat percaya, iblis mengenal siapa kita bukan hanya kita bahkan iblis mengenal siapa bunyut atau generasi I marga atau keluarga tersebut, seolah – olah kita yakin bahwa dialah (keluarga yang meninggal) itu. Dengan itu tubuhnya dipersembahkan menjadi tempat tinggal roh jahat itu dan segala hidupnya hanya untuk keinginan roh yang ada padanya.

  1. Di minggu Epiphanias ini, kehadiran Yesus tidak hanya sekedar suatu jengukan atau pelawatan saja. Tetapi kehadiran Yesus Kristus merupakan suatu penyataan sempurna Kasih dan Kehidupan yang sesungguhnya. Karena di dalam Yesus Kristuslah YHWH menyatakan itu semuanya. Kini kehadiran Yesus akan menghardik roh jahat itu dari kehidpan umat percaya itu. Dengan Yesus menghardik roh jahat itu, maka kita akan dikembalikan kepada hakekat kita pada mulanya yaitu “segambar dan serupa dengan Allah” dan kita kembali menjadi kepunyaan Allah. Yesus Kristus menyatakan kasih dan kehidupan dengan menghardik kuasa kegelapan dan kuasa jahat yang selalu mengganggu atau menghambat setiap para pelayan gereja dan setiap umat percaya untuk mengenal kebaikan atau kuasa Allah. Kasih dan kehidupan merupakan 2 hal yang menjadi hal penting dalam kehidupan umat manusia. Dengan kasih, manusia kini dapat mengasihi, berdamai, tercipta kerukunan, sehingga kehidupan yang penuh kebahagiaan menjadi milik kita. Semuanya itu hanya ada pada kuasa YHWH, Allah dan Bapa kita dan itu sempurna hanya di dalam Yesus Kristus.