DANIEL PANE

SELAMAT DATANG DAN MENIKMATI YANG TELAH DISAJIKAN

Minggu, 12 Desember 2010

bahan PA


Bahan PA
Amsal 11: 27-31
·         Bernyanyi BE. 23: 1
·         Doa pembuka
·         Pembacaan Nas: Amsal 11: 27-31
·         Penjelasan Nas
Pendahuluan
            Manusia kerap sekali memberikan nasihat kepada orang yang dikasihinya, nasihat ini ditujukan supaya orang yang dikasihinya itu mendapatkan kesuksesan. Biasanya yang memberikan nasihat adalah orang tua kepada anak-anaknya, guru kepada murid, orang bijaksana kepada orang yang bodoh, orang yang telah memiliki pengalaman tentang sesuatu kepada orang yang belum memiliki pengalaman tentang sesuatu. Tidak selamanya yang memberikan dan menerima nasihat dibatasi oleh umur, tetapi ikut juga dengan pengalaman yang ia miliki.
            Nasihat itu dapat dijadikan pegangan hidup dalam kehidupannya sendiri, maupun bermasyarakat. Dalam budaya batak, orang tua sering memberikan nasihat kepada anaknya yang hendak memulai pengalamannya pantun hangoluan, tois hamagoan ataupun tanda dirim, semua nasihat itu diberikan bagaimana supaya anaknya itu sukses dalam pengalaman hidupnya, baik bagi dirinya sendiri maupun dalam bermasyarakat.

Penjelasan nas
            Dalam teks ini seorang yang bijak mengajarkan suatu nilai yang penting dalam bermasyarakat dan apa yang diperoleh apabila itu dilakukan. Pada pasal ini (ay.1-31) menitik-beratkan kejujuran. Pada ayat 2-8 memperlawankan sikap pribadi orang yang benar dan fasik. Pada ayat 9-15 menggambarkan implikasi sosial dari dua jalan yang juga memperlawankan kelakuan benar dan fasik. Gagasan utamanya adlaah bahwa orang benar, yang memiliki keutamaan, mengungkapkan dengan bagus ide-ide atau nilai-nilai kebijaksanaan. Ayat 9-15 khususnya menekankan pelaksanaan keadilan terhadap sesama. Komunitas sosial sebagai keseluruhan menikmati atau menderita karena pilihan-pilihan yang dibuat seseorang.
            Pada ayat 27, dikatakan siapa yang mengejar kebaikan, berusaha untuk dikenan orang. Mengejar kebaikan berarti melakukan kebaikan mengejar kejahatan berarti melakukan kejahatan. Pada ayat ini terlihat hukum causa dalam masyarakat. Coba kita perhadapkan ucapan Yesus dalam Mat. 7: 12. Hal ini merupakan nilai yang perlu diperhatikan bagaimana cara hidup yang ideal atau hidup yang bijak dalam bermasyarakat. Bila kita sering mefitnah orang, jangan pernah sakit hati bila kita difitnah oleh orang juga, sedangkan orang yang berbuat baik saja belum tentu yang baik diperoleh, apalagi berbuat jahat. Dengan kata lain, orang bijak dalam teks ini mengisyaratkan bagaimana hidup bermasyarakat dengan melakukan kebaikan, dan suatu saat pun, masyarakat akan mau menerima kita sebagai bagian dalam masyarakat.
            Ayat 28, orang bijak di sini memberikan nasihat agar tidak mempercayakan diri kepada kekayaan. Kekayaan yang dimaksudkan di sini tidak hanya uang, atau harta benda yang dimiliki, tetapi ikut juga kelebihan yang ia peroleh, misalnya kepintaran, kekuatan, dan sebagainya. Sebab ia akan jatuh. Orang bijak seolah-olah memberikan nasihat demikian supaya orang tidak menjadi jatuh. Apabila seseroang mempercayakan dirinya pada kekayaannya, ketika kekayaannya itu rusak atau bahkan hilang, maka ia akan mengalami gangguan baik secara pikiran, psikis, dan akhirnya menyebabkan ia menjadi gila. Tetapi melalui ayat ini orang bijak ini mengisayaratkan agar berharap menaruh kepercayaan kepada Allah, sebagai suatu tindakan orang yang benar. Mengapa demikian? Orang bijak di sini mengatakan bawa ia akan tumbuh seperti daun muda, yang selalu segar kelihatan. Dengan demikian, berharap atau menaruh kepercayaan kepada Allah berarti mempengaruhi hidupnya dalam aktivitasnya, yang segar sebagai gambaran penuh dengan semangat dalam melakukan aktivitasnya (bnd. Rat. 3: 22-24).
            Ayat 29 merupakan suatu nasihat dalam berumah-tangga atau berkeluarga. Menangkap angin merupakan suatu pekerjaan atau kegiatan yang sia-sia, karena sampai kapan pun ia tidak akan pernah berhasil menangkap angin. Itu berarti orang yang mengacaukan rumah tangganya merupakan suatu tindakan orang bodoh, dimana ia mendirikan rumah tangga dengan sia-sia. Ayat ini orang bijak mengisyaratkan dengan keras bahwa ia menolak adanya perceraian, atau kehancuran dalam rumah tangga. Setiap rumah tangga, tidak terlepas dari masalah, atau pergumulan. Akan tetapi, janganlah kiranya karena masalah atau pergumulan itu, rumah tangga menjadi kacau atau bahkan sampai kepada perceraian.
            Ayat 30, apakah hasil orang benar? Orang benar berarti orang yang melakukan nasihat yang diajarkan, nasihat yang diajarkan yang dimaksudkan berdasarkan Firman TUHAN, Allah Israel. Itu berarti, orang yang benar berarti orang yang melakukan Firman TUHAN dalam hidupnya. Maka ia akan beroleh pohon kehidupan, dan ketika ia memakan buah dari pohon kehidupan itu, maka ia akan memperoleh kehidupan untuk selama-lamanya. Berarti, orang bijak dalam teks ini memberikan pengharapan akan keselamatan berupa kehidupan yang kekal kepada orang yang benar. Orang bijak berarti orang yang mengetahui cara atau metode untuk melakukan firman TUHAN dalam hidupnya, sehingga ia akan mengambil hati orang. Mengambil hati orang berarti memunculkan rasa simpatik kepada orang lain, sehingga orang lain tertarik kepadanya dan berkeinginan untuk mengikutinya, sehingga orang lain itu beroleh hikmat dan kebijaksanaan dan menjadi orang benar, dan kemudian ia beroleh pohon kehidupan itu.
            Pada ayat 31, orang bijak menggambarkan hasil yang diperoleh terhadap orang yang baik maupun orang fasik, orang fasik berarti orang yang merancangkan dan melakukan kejahatan. Orang bijak di sini menggambarkan orang baik saja belum tentu menerima balasan yang baik, terlebih kamu hai orang fasik, atau jahat. Bagaimana mungkin kamu beroleh kebaikan dari orang lain bila kamu melakukan yang jahat? Berarti hal ini orang bijak mengisyaratkan agar orang yang menerima nasihat ini selalu melakukan yang baik dalam hidupnya.

Renungan
            Hal ini juga disampaikan kepada kaum perempuan, sebagai nilai kehidupan yang hendaknya dilakukan dalam kehidupannya. Bagaimana kaum perempuan itu dapat bermasyarakat dengan baik, memperoleh semangat yan baru dalam melakukan segala aktivitasnya, sehingga ia beroleh pohon kehdiupan yang ia beroleh.
            Sebagian besar perempuan menghabisakan waktunya dengan kegiatan yang sia-sia atau kegiatan seperti orang fasik. Misalnya, gosip, fitnah, dan sebagainya. Suatu kegiatan yang menyebabkan dirinya jatuh atau bahkan dibenci oleh masyarakat. Bahkan kegiatan yang demikian merupakan suatu kegiatan yang dapat mengacaukan rumah tangganya. Bila perempuan/ istri tidak menaruh perhatian yang sepenuhnya kepada suami bagaimana suami bisa bertahan di rumah? dan kejadian inilah yang menyebabkan si suami mencari perempuan yang bisa memberikan perhatian yang sepenuhnya. Kaum istri tidak mau kiranya suaminya atau orang yang dikasihinya berpaling kepada orang lain. Oleh karena itu melalui teks ini diajarakan bagaimana kaum perempuan juga berperan dalam menata keharmonisan tidak hanya dalam bermasyarakat, tetapi juga dalam kehidupan rumah tangganya.

Pertanyaan diskusi
  1. Kegiatan apakah yang sudah kita lakukan dalam menciptakan relasi yang baik dalam masyarakat?
  2. Kegiatan apakah yang sudah kita lakukan untuk menampakkan bahwa sebagai kaum perempuan juga bagian dari masyarakat?
  3. Apakah usaha kita sebagai kaum perempuan untuk melakukan karya yang sesuai dengan firman Allah?


TUHAN, Allah Israel, Bapa Yesus Kristus
Kiranya menyertai kita sekalian
Amin.
·         Bernyanyi BE. 30: 1
·         Doa syafaat
·         Bernyanyi BE. 32: 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar