BAHAN
KHOTBAH
MINGGU
ESTOMIHI
Minggu,
02 Maret 2014
Ev.:
Matius 17: 1 – 9; Ep. 2 Musa 24: 12 – 18 (17); Patik I – X
Pdt. Daniel Bonardo Pane, S.Th.
“JANGAN
TAKUT, DENGARKANLAH DIA”
Pendahuluan
Menjadi seorang pengikut
Kristus tidak cukup hanya mengenal siapa dan bagaimana sosok yang diikuti.
Tetapi perlu diketahui bagaimana ujungnya nanti menjadi pengikut sosok tokoh
itu; serta adanya sikap melakukan perintah yang merupakan bagian akan ketaatan
dan menjadikan sosok tokoh itu menjadi teladan di dalam hidupnya. Hal ini
tentunya begitu sangat sulit bagi orang Kristen yang imannya bagaikan iman
suam-suam kuku, yang belum teguh imannya, yang akhirnya mereka itu murtad, atau
bahkan gampang putus asa. Terutama dalam kehidupan saat ini yang begitu banyak
ditawarkan akan keindahan – keindahan dunia ini. Sehingga orang – orang yang
memiliki iman yang setengah – setengah mengalami kebingungan bagaimana melihat
keindahan kemuliaan Allah di tengah – tengah tawaran keindahan dunia ini.
Akan
tetapi nas khotbah ini tidak mengarahkan setiap orang yang setia kepada Allah
dalam iman akan Yesus Kristus bahwa perlu sekali sejenak memberikan waktu
bertemu dengan Dia Yang Mahakudus, melepaskan sejenak kesibukan dan kepenatan
dunia ini, dan masalah dunia ini dan secara khusuk berdoa kepada Dia Yang
Mahakudus namun, mereka tidak berarti
berhenti dengan berdiam diri; mengeluarkan dirinya dari masalah dunia dan
pergumulan dunia; atau bahkan melepaskan pergumulannnya dunia menantikan atau
untuk melihat kemuliaan Allah. Jika demikian bagaimanakah penyataan Kemuliaan Allah
dalam Yesus Kristus itu dapat nyata dalam kehidupan saat ini? Itulah yang akan
tampak dalam penjelasan nas khotbah dalam perikop ini.
Penjelasan
Nas
Dalam
perikop ini, Yesus dan murid-muridNya, Petrus, Yakobus dan Yohannes saudaranya
untuk naik ke sebuah gunung yang tinggi (ay. 1). Dalam ayat ini, gunung dalam
tradisi mereka sebagai tempat berdiamnya yang Mahakudus, tempat yang tenang,
jauh dari keramaian dan keributan. Hal ini berarti Yesus mengajak 3 muridNya
untuk keluar sejenak dari keramaian, keluar sejenak dari pelayanan sehari –
hari, untuk berdoa. Yesus mengajak ke 3 muridNya dalam suasana kedamaian dan
ketentraman untuk melihat kemuliaan Allah walaupun para murid tidak mengetahui
sebelumnya apa yang akan terjadi di gunung itu, yang mereka ketahui berdasarka
tradisi, bahwa Yesus akan berdoa di atas gunung, menghadap Dia yang Mahakudus.
Proses
berdoa pun berlangsung. Dalam proses berdoa terjadi sesuatu yang bisa jadi
tidak pernah dilihat oleh para murid sebelumnya. Yesus penuh dengan kemuliaan
Allah, bercahaya seperti matahari (ay. 2). Kemuliaan Allah yang tidak datang
dari dunia, tetapi kemuliaan Allah yang datang dari Allah dan masuk dalam
dunia. Dunia menjadi tempat datangnya kemuliaan Allah yang berdampak pada perubahan
yang begitu terang dan semua yang ada di sekitar tempat Kemuliaan Allah itu
melihat dengan jelas kemuliaan Allah yang tampak itu. Sungguh berbahagianya
dunia ini menjadi tempat penyataan Kemuliaan Allah.
Dalam
kemuliaan yang dilhat para murid itu, tampaklah Musa dan Elia. Musa dan Elia
(ay.3) merupakan tokoh besar pembebasan bagi orang Israel. Kedua tokoh itu
berhadapan dengan tokoh – tokoh yang bertarung memperlihatkan kehebatan dari
yang mereka sembah dan yang mereka miliki (Kel. 7: 8 – 13; 1 Raja – raja 18: 20
– 46) melalui peristiwa terjadi di dalamnya. YHWH melalui Musa membebaskan
orang Ibrani yang kemudian menjadi Israel keluar dari tanah perbudakan Mesir,
dan melalui Dia Allah menyatakan kemuliaan-Nya yang berlanjut pada pemberian
janji dalam 10 Torah/ Taurat (10 Perintah) dalam status kemerdekaan bagi bangsa
itu (lih. Kitab Keluaran – Ulangan). Namun Musa, tokoh besar Israel itu mati
dan tidak ikut sampai ke Kanaan.
Elia merupakan tokoh pembebasan Israel dari pengaruh
bangsa Fenesia, dimana ketika itu raja Ahab menikah dengan seorang Fenesia
(putri Raja Sidon (Fenesia), Izebel sehingga keagamaan bangsa Israel Utara yang
tidak terlepas dari pengaruh keagamaan Fenesia. Kemuliaan Allah tampak ketika
Elia menantang para nabi agama Fenesia dalam hal pemberian korban untuk
kedatangan hujan. Akhirnya para nabi Baal (dewa yang disembah bangsa Fenesia)
kalah, dan mereka dibunuh. Elia dalam kehidupannya tidaklah mati, ia justru
naik ke Sorga dalam kemuliaan YHWH, Allah Israel yang disaksikan oleh Elisa,
murid dan penggantiNya.
Kedua tokoh
tersebut telah mendapatkan kemuliaan Allah dan melalui kedua tokoh itu, Allah
menyatakan kemuliaanNya kepada orang – orang di sekitar itu bahwa Dialah Allah
yang penuh kuasa, yang mengalahkan semua sihir dan allah dunia ini. Dalam nas
ini dikatakan bahwa Musa dan Elia sedang berbicara kepada Yesus namun tidak
dituliskan apa yang dibicarakan mereka. Namun dalam Lukas 9: 28 – 36 bahwa
pembicaraan mereka tentang tujuan kepergian Yesus yang akan digenapiNya di
Yerusalem. Dengan ini tampak jelas adanya hubungan perikop ini dengan pasal
sebelumnya, dimana Yesus memberitahukan tetang penderitaanNya kepada para
muridNya.
Melihat keindahan Kemuliaan itu, Petrus langsung
berkata kepada Yesus untuk mendirikan tenda (ay. 4). Petrus tidak mengetahui
apa maksud dari penyataan itu, tapi yang ia inginkan agar mereka tetap tinggal
di tempat itu karena tempat itu telah mendapatkan kemuliaan Allah. SETIAP YHWH
(TUHAN) MENYATAKAN KEMULIAAN-NYA MAKA ITU BERLANJUT DENGAN PENGUTUSAN, DAN
TIDAK BERDIAM. Tiba – tiba turunlah
awan yang terang menaungi mereka dan adanya suara (ay. 5), : “Inilah Anak yang
Kukasihi, kepada-Nyalah aku berkenan, dengarkanlah Dia”. Perkataan ini
merupakan suatu bentuk perintah untuk mendengarkan Yesus (diperlukan ketaatan,
dan kepatuhan). Perkataan ini merupakan penegasan bahwa Yesus benar – benar
Anak Allah, dan melalui-Nyalah Allah menyatakan karya keselamatan untuk
pembebasan manusia itu dari keberdosaanmereka, namun banyak orang tidak
mengenal dan menolak Dia.
Mendengarkan itu, mereka ketakutan dan sujud (ay. 6),
kemuliaan Allah itu membawa sikap kepada para murid mengenal diri mereka
diperhadapkan dengan kemuliaan Allah, dan ketakutan yang terjadi di sini
tidaklah ketakutan melihat sesuatu yang mengerikan, tetapi suatu bentuk
kegaguman melihat dan merasakan kemuliaan Allah,sehingga mereka pun sujud
menyembah Dia. Melihat itu Yesus menyuruh mereka untuk berdiri, dan jangan
takut (ay.7). Seruan ini berisikan bahwa masih ada yang perlu dilakukan dan
dilaksanakan dan mengarahkan untuk kembali dalam keramaian, dan pada pelayanan
lainnya bagi orang – orang yang merindukan kehadiranNya. Setelah para murid
mengangkat muka mereka, mereka hanya melihat Yesus (ay. 8).
Setelah itu, mereka pun turun. Ketika mereka turun,
Yesus berpesan agar semua pengelihatan itu jangan mereka ceritakan kepada
seorang pun sebelum tergenapi semuanya (ay. 9). Dalam tradisi mereka Kehadiran
Elia itu merupakan kehadiran yang mereka harapkan sebelum Mesias datang (sesuai
Nubuat Maleakhi 4: 5). Elia yang datang membawa perubahan yang hebat bagi
bangsa itu dan pemulihan akan sesuatu (ay.10). Yesus menegaskan Elia telah
datang, tetapi orang tidak menenal dia dan memperlakukannya menurut kehendak
mereka sendiri. Dalam tradisi sesuai dengan nubuat Maleakhi 4: 5) bahwa
kehadiran Elia merupakan perintis, dan pembuka jalan bagi Mesias. Hal itu sudah
nyata dalam diri Yohannes Pembabtis. Seperti yang mereka lakukan kepada
Yohannes Pembabtis, demikian jugalah yang akan terjadi kepada Anak Manusia itu
(ay. 11 – 13).
Refleksi
Teologi
Peristiwa yang terjadi pada
Yesus Kristus dalam istilah teologi disebut dengan peristiwa “Transfigurasi
Yesus Kristus”, yang berarti adanya perubahan yang sangat signifikan dan jelas.
Bagaimanakah umat Kristen saat ini yang mengakukan dirinya dan menyatakan dirinya
sebagai pengikut Kristus? Dari penjelasan perikop khotbah tersebut ada beberapa
hal yang sangat penting diperhatikan dan dihidupi:
- Perlu adanya waktu sejenak keluar dari kesibukan, pekerjaan rutinitas, pergumulan dan adanya waktu mencari suasana yang hening dan damai.
- Dengan memberikan suasana yang hening dan damai, di situlah waktu untuk menghadap Yang Mahakudus. Totalitas waktu dan suasana ketika itu adalah untuk menghadap Yang Mahakudus.
- Merasakan kemuliaan Allah tidak harus seperti apa yang terjadi pada Yesus Kristus dengan cahaya seperti matahari, tetapi yang terpenting adalah adanya perubahan yang signifikan dan jelas dalam diri sendiri.
- Perubahan itu tidak mengarahkan kita kepada keluar untuk selamanya dari kehidupan nyatak, tetapi bagaimana perubahan itu dapat nyata dalam kehidupan yang nyata. Tidak menjadi lari dari kehidupan nyata, tetapi bagaimana memilii paradigma dan perubahan sikap dalam kemuliaan Allah dalam kehidupan yang nyata.
- Setiap Allah menyatakan kemuliaanNya, maka itu berlanjut kepada pengutusan. Sama seperti suara yang didengarkan oleh para murid: “dengarkanlah Dia” pengutusan untuk mendengar yang berlanjut pada ketaatan dan kepatuhan mendengarkan firman-Nya.
- Anak Manusia harus menderita, mati dan bangkit yang kemudian mendapat kemuliaan-Nya dari Allah, Bapa yang mengutus-Nya. Ia ditolak dan diperlakukan seperti kemauan orang-orang yang tidak mengenal Dia. Jika demikian, kita juga sebagai pengikutnya akan mengalami demikian. Apakah kita bertahan atau justru berhenti? Siap ditolak dan diperlakukan seperti kemauan orang – orang yang menolak Anak Manusia. Jangan Takut, tetap dengarkan Tuhanmu. Dengarkanlah Dia yang telah menebus hidupmu; dengarkanlah Dia yang karena engkau Dia menderita, dan mati kemudian bangkit, dan itu semuanya rancangan keselamatan Allah lakukan untukmu; dengarkanlah Dia yang telah menyelamatkanmu.
- Di mulai minggu ini umat Kristen (secara khusus Katolik, Lutheran) akan memasuki masa – masa pra-paskah (Rabu abu, 05 Maret 2014) sebagai bentuk pengenangan tentang masa – masa penggenapan karya Keselamatan Allah dalam Yesus Kristus. Dengan ini kita diarahkan untuk mengenal kelemahan kita dalam rencana keselamatan Allah, yang Allah sendiri lakukan di tengah berbagai konteks kehidupan ini. Seperti Kristus telah ditolak oleh banyak orang, demikianlah kita akan siap untuk ditolak oleh orang – orang yang tidak mengenal Kristus, tetapi tetaplah dengarkan Dia, Anak Allah yang menanggung dosa dunia. Amin.
Angka Ende / Nyayian
- 18: 1 – 3
- 174: 1 – 2
- 193: 1 + 3
- 28: 1 – 2
- 149: 1.........
- 121: 1 + 6
- 256: 1.......
Kidung Jemaat:
- 2: 1 – 3
- 29: 1 + 3
- 33: 4 + 5
- 400: 1 – 2
- 340: 1....
- 295: 1 – 2
- 341: 1.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar