DANIEL PANE

SELAMAT DATANG DAN MENIKMATI YANG TELAH DISAJIKAN

Jumat, 05 Februari 2021

Bahan Khotbah: Minggu Sexagesima, Minggu 07 Februari 2021: Yesaya 40: 27 - 31

 

BAHAN JAMITA

MINGGU SEXAGESIMA

Minggu, 07 Februari 2021

Ev.: Yesaya 40: 27 – 31; Ep.: 1 Korintus 9: 16 – 23; 

 

ALLAH ADALAH KEKUATAN KITA

(YESAYA 40: 27 – 31)

Pdt. Daniel Bonardo Pane, S.Th.

Pendahuluan

            Satu hal dari beberapa hal yang tidak dapat dihindari setiap manusia yang masih hidup adalah: pergumulan/ penderitaan. Tidak ada satu orang pun yang menginginkan hidupnya menderita, atau tidak ada satu orang pun yang mendoakan agar hidupnya menderita/ bergumul. Namun hal itu pasti dan akan selalu datang silih berganti. Pergumulan/ penderitaan yang satu bisa selesai akan datang pergumulan/ penderitaan yang lain yang mungkin saja lebih sakit dari sebelumnya, bisa juga pergumulan/ penderitaan yang satu belum selesai, datanglah pergumulan/ penderitaan yang lain justru yang lebih menekan hidup. Hidup terasa tidak memiliki kekuatan lagi, hidup terasa sesak, hidup terasa sudah tidak ada artinya, bahkan hal itu dapat membuat kita semakin kabur mengenai iman kita akan Firman Allah. Karena penderitaan/ pergumulan yang dialami sangat menekan maka muncullah sikap apatis atau antipati terhadap ajaran iman. Kekecewaan terhadap yang diimani pun muncul dan tidak sedikit orang beralih keyakinan atau meminta pertolongan dari kekuatan yang dianggap lebih hebat atau yang dapat memberi kebahagiaan dibandingkan dengan yang ia imani (dalam hal ini adalah umat YHWH (YAHWEH/ bhs. Batak: Jahowa). Israel Sebagai umat pilihan YHWH juga tidak terlepas dari pergumulan/ penderitaan walaupun penderitaan itu adalah sebagai hukuman YHWH karena pemberontakan/ dosa bangsa itu sebagai umat YHWH tetapi mereka justru tidak tunduk/ taat kepada Hukum Taurat dan Firman YHWH yang telah diajarkan oleh para Nabi, Imam dan orang yang diurapi YHWH. Apakah YHWH telah meninggalkan kami? Inilah yang menjadi pertanyaan orang Israel di tengah pergumulan/ penderitaan yang dialami. Apakah benar YHWH telah meninggalkan mereka? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita masuk kepada tafsiran Teks.

 

Tafsiran Teks

            Yesaya 40 merupakan bagian Deutro Yesaya atau Yesaya II dimana pemahaman Yesaya I, Yesaya II dan Yesaya III dibagi berdasarkan masa/ sejarah Israel. Yesaya I: yaitu pada masa sebelum pembuangan bangsa Israel (sebelum terjadi masa kehancuran Israel); Yesaya II: yaitu masa kehancuran Israel dan bangsa itu berada dalam masa pembuangan Babel; Yesaya III yaitu masa dimana bangsa Israel dimerdekakan dari pembuangan, dan pada masa ini adalah pemulihan bangsa Israel dari kehancuran. Yesaya II (deutro Yesaya) berisikan suatu penghiburan, pengharapan dan peneguhan akan pemeliharaan Allah (provindentia Dei). Yesaya 40 adalah pemberitaan (tingting) tentang kelepasan bangsa itu dari pergumulan/ penderitaan bangsa itu. Apa yang menjadi penderitaan bangsa Israel: (1) identitas bangsa itu sudah hancur melalui kehancuran tembok Yerusalem dan kehancuran Bait Suci/ bukit Sion. (2) pembuangan: para orang bijaksana, bangsawan diangkut ke Babel untuk membangun kota Babel. Ada yang menduduki pemerintahan (sepreti Daniel dan kawan – kawannya), ada dijadikan sebagai budak). Beberapa dibuang ke Alexandria, Mesir (seperti Yeremia), (3) kelaparan dan kemiskinan, khususnya bagi orang Israel yang tidak ikut dalam pembuangan (yang tinggal di Israel), (4) pelarangan penyembahan kepada YHWH dan pemaksaan penyembahan kepada Marduk, dewa Babel, (5) dan sebagainya.

            Semuanya itu pastilah sangat menyakitkan bagi orang Israel. Tidak ada yang bisa diharapkan dan semua menjauh. Tidak ada yang dapat membantu seolah – olah kehidupan berakhir pada kondisi yang menyakitkan. Untuk berdiri pun tidak mampu lagi karena sakitnya penderitaan, pandangan hidup yang terasa kelam, debu menjadi makanan karena kelaparan yang begitu hebat, tulang – tulang terasa ngilut/ nyeri dan lidah terasa sudah mengering dan kaku dan perasaan sakit lainnya baik dengan tekanan psikologis maupun sakit dalam daging. Seandainya situasi demikian dialami oleh kita, apa yang akan kita lakukan? Ada yang pasrah (tinggal menunggu kapan matinya), ada yang justru menyalahkan orang lain (ia menderita karena dia, karena engkau, karena ini atau karena itu), ada yang justru semakin melakukan dosa/ kejahatan, dan berbagai respon lainnya.

            Dalam kondisi yang demikian, Allah mengutus orang pilihan-Nya untuk memberitakan berita kelepasan. Berita itu adalah suatu penghiburan dan ketengan hati (Yes. 40: 1 – 8). Penghiburan dalam memberi kekuatan, semangat hidup, supaya ia tetap memiliki harapan habis hujan tampak pelangi. Menenangkan hati agar bangsa itu tidak berada dalam kekusaran atau kekhwatiran yang berlebihan. Suruhan untuk ikut dalam memberitakan kabar kelepasan (ay. 9 – 11). Tembok Yerusalem, Bukit Sion yang sudah hancur dan porak poranda disuruh untuk memberitakan kabar kelepasan, bagaimana itu mungkin? Ternyata dalam pemberitaan ini orang pilihan tersebut menyatakan Siapakah YHWH, yaitu Allah yang disembah oleh Israel itu. DIA YANG MAHA KUDUS, Yang tidak dibatasi oleh ruang, waktu dan tempat, Ia Pemilik dan Pencipta dan KemahakuasaanNya mengatasi segala allah di dunia ini. IA tidak dicipta oleh zaman atau karena kebutuhan manusia, tetapi IA adalah Pencipta dari yang tidak ada menjadi ada. Segala waktu ada padaNya, dan tidak ada kuasa baik di segala tempat, waktu dan musim yang dapat disamakan apalagi menandingi kuasa YHWH, yaitu Allah Israel. IA memelihara dan IA memulihkan sehingga segala bangsa dan raja dan segala kuasa tunduk di bawah kaki-Nya.

            Jika demikian, mengapa engkau berkata hidupku tersembunyi dari TUHAN (YHWH), dan hakku tidak diperhatikan Allahku” (ay. 27). Sebutan Yakub mengarah kepada sikap, dimana Yakub dari orang yang tidak ada apa – apanya, orang pelarian, penakut, pencuri yang tidak menjadi haknya, yang mengalami pergumulan yang begitu hebat di Sungai Yabok dan kemudian YHWH menggantikan namanya menjadi Israel dengan pengertian Pilihan Allah, atau Kota Allah (Kej. 32: 22 – 32) sehingga keturuanannya menjadi satu bangsa yaitu bangsa Israel, yang adalah Umat Allah, Umat Pilihan (Imamat 9: 2; 26: 12). Dari ungkapan itu dapat dipastikan dipengaruhi oleh kondisi atau situasi yang sulit, sakit dan penuh penderitaan. Kemudian dilanjutkan di ay. 28 untuk pemberitaan mengenai YHWH atau Allah yang mereka telah sembah dan yang harus disembah. TUHAN adalah Allah yang kekal dimana segala rancangan keselamatan yang Ia rancangkan akan terlaksanaka sebagaimana yang telah Ia rancangkan sendiri dan bukan karena pikiran atau jalan manusia (bdk. Yes. 55: 8).

            Ia adalah pemilik waktu. Baik pagi, siang, malam begitu juga segala musim adalah milik-Nya. Tidak ada yang tidak tampak oleh-Nya dan tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya. Jika ada waktunya menderita maka akan tiba waktunya merasakan keselamatan atau kebahagiaan. Orang yang lemah akan beroleh kekuatan, orang yang sudah tidak berdaya akan beroleh semangat. Penderitaan tidak lagi beban atau tekanan saja, tetapi dengan penderitaan kita semakin melihat jelas bagaimana Allah akan memulihkan hidup dan bangsa Israel, namun mereka harus benar – benar setia dan melakukan pertobatan serta memohon belas kasihan Allah dalam  hidup mereka. Orang yang mengandalkan kekuatannya dan karena kekuatan dan segala sesuatu yang ada padanya membuat ia menjadi sombong, maka Allah sendirilah yang akan menjatuhkannya sehingga ia tidak akan berdaya. Orang yang tidak mengadalkan YHWH maka kesiasiaanlah hidupnya dan ia tidak memperoleh apa pun dan ia akan lenyap (ay. 28 – 30).

            Orang yang menanti – nantikan YHWH (TUHAN) maka ia akan memiliki kekuatan baru (ay. 31). Kata “menanti – nantikan” bukanlah suatu pekerjaan pasif, duduk tenang atau dalam hal ini pasrah tanpa berbuat apa – apa. Kata menanti – nantikan dalam hal ini adalah perbuatan aktif, ia setia, tetap memiliki pengharapan, tetap mampu berbuat kebaikan walaupun ia mengalami penderitaan atau kesakitan yang luar biasa. Ia mampu mendatangkan sukacita dan memberi keteguhan iman kepada saudara – saudara-Nya yang mengalami pergumulan. Ia tetap melakukan ibadah kepada YHWH dalam doa dan hubungannya dengan YHWH tidaklah putus; ia menjalani hidupnya tanpa menyerah dan tanpa bersungut – sungut. Orang yang demikian seumpama burung Rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya. Burung Rajawali merupakan burung yang kuat cengkramannya, sayapnya yang kokoh dan memiliki mata yang sangat tajam. Burung Rajawali terbang dengan kepakan sayapnya yang kuat dan ketika pun burung itu terbang, kekuatan angin tidaklah menjadi beban baginya tetapi sebagai pendorong membuat ia semakin tinggi untuk terbang dan semakin mantap. Bentangan sayapnya menyatakan ketahanannya serta keseimbangannya dalam terbang. Demikianlah Israel sebagai umat Allah, dalam beban, penderitaan atau pergumulan yang mereka hadapi akan menjadi kekuatan baru, ketajaman kita melihat keselamatan dari Allah tampak jelas sehingga hidup kita akan selsalu menjadi pembawa sukacita dan pemberitaan keselamatan bagi orang – orang/ bangsa – bangsa lainnya. Bangsa Israel kuat karena YHWH, Allah Israel adalah Allah yang Kuat dan Maha Kuasa.

 

Refleksi Teologis

1.       Penderitaan: penderitaan itu bisa diakibatkan karena penghukuman; penderitaan bisa diakibatkan karena orang lain yang tidak suka dengan kita, atau yang membenci kita; penderitaan bisa diakibatkan oleh alam dan berbagai sumber lainnya. Pada saat ini kita sedang mengalami penderitaan atau pergumulan yang sangat hebat yaitu pandemi covid 19. Berbagai aspek kehidupan terpengaruh oleh karena pandemi covid 19. Aspek Ekonomi, lapangan pekerjaan, hubungan sosial, aspek lainnya membuat umat manusia sangat bergumul dan menderita. Belum lagi pergumulan/ penderitaan yang lainnya (sebelum pandemi covid 19 muncul) belum selesai, semakin membuat hidup kita mencekam atau tertekan. Suara doa memohon pemulihan, seruan seruan akan pertolongan dan penyertaan Allah setiap hari diserukan. “TUHAN berapa lama lagi kah?”. Meskipun vaksin sudah ditemukan, namun tidak semua mampu mendapatkannya. Oh... apa lagi yang terjadi??? Beginikah hidup terus menerus, selalu dibayang – bayangi ketakutan, sakit, atau bahkan penderitaan lainnya. “TUHAN berapa lama lagikah aku berseru”?? walaupun keadaan hidup yang sangat sulit saat ini, masih saja orang – orang yang tetap ingin berbuat jahat, tidak menjaga lidahnya dari segala ucapan penipu dan ucapan jahat lainnya; tidak menjaga perbuatannya, hidup dan pikirannya hanya untuk memikirkan yang jahat dan tidak ada kedamaian di dalam hidupnya. Penderitaan seharusnya semakin membuat kita untuk semakin mengenal siapa diri kita sendiri dan siapa TUHAN dalam hidup kita; semakin berbuat bhakti dan semakin berbuat baik karena kita sudah mengenal siapa kita dan siapa TUHAN dalam hidup kita.

2.       Pengharapan: kita diarahkan untuk tetap mengharapkan pemulihan dari Allah. Allah mengizinkan penderitaan itu datang menerpa kita namun satu hal yang harus kita aminkan adalah: Allah ada bersama kita walaupun kita harus menderita. Allah sendiri akan memulihkan kehidupan kita dan dengan harapan itu akan menjadi kekuatan dan keteguhan kita. Rasul Paulus menuliskan dalam Roma 12: 12: “Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!”. Pengharapan kita bukanlah pengharapan tanpa aksi atau tanpa perbuatan. Namun pengharapan kita harus disertai dengan perbuatan baik, tetap setia dan beriman. Paulus juga dengan imannya yang teguh mengatakan: “Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. (Roma 8: 18).

3.       Penyertaan/ Pemeliharaan Allah atas umat yang dikasihi-Nya. TUHAN, Allah kita adalah Allah yang setia dan yang tidak pernah meninggalkan kita dalam pergumulan. Ia sendirilah yang akan memulihkan kita kehidupan kita menjadi sukacita. Ia akan mengubah air mata kita menjadi sukacita. Ia sendiri memberi kita kekuatan baru dan IA sendiri akan selalu ada dan tetap ada. Allah adalah kekuatan kita. Dengan penyertaan/ pemeliharan Allah, itulah yang menjadi kekuatan bagi kita. Kekuatan baru. Kita kuat dan berdiri kokoh, tidak goyah. Dengan semuanya itu maka kita dapat sebagai pembawa kabar baik mengenai KEMAHAKUASAAN YHWH/ TUHAN, Allah kita. Mari kita setia dalam penderitaan, berharap akan pemulihan dari Allah, dan kita beroleh kekuatan dan sukacita dalam TUHAN. Amin.