MARI BERSUKACITA KARENA TELAH
NYATA KASIH SETIA ALLAH!
(Roma 3: 1 – 8)
Saudara/i yang terkasih, masuklah kita di
minggu Miserikordias Domini, dimana pada minggu ini kita diarahkan kepada
sukacita dan suatu ungkapan kebahagiaan serta ajakan untuk bersama – sama menyanyikan
kasih setia TUHAN, dimana di dalam kasih setia itu, nyatalah kebenaran dan
keadilan Allah di tengah – tengah hidup kita. Suara nyanyian dan sukacita kita karena
kasih setia TUHAN tersebut, kini berkumandang di tengah – tengah keluarga kita
masing – masing. Orang tua bersama anak – anaknya; dan seluruh keluarga dan
saudara berkumpul bersama mengumandangkan atau menyarakan nyanyian pujian dan
sukacita atas kasih setia TUHAN. Hal ini membuktikan atau menyatakan bahwa, wabah
Covid 19 ini tidak membatasi dan tidak menggagalkan sukacita kita dan tidak
menghentikan suara nyanyian sukacita kita untuk memuji Allah yang kita sembah.
Nas khotbah hari ini merupakan surat yang
dituliskan oleh Paulus, dimana Paulus menyatakan kasih setia Allah, di mana kasih
setia tersebut nyata kebenaran dan keadilan Allah, yang tidak dapat diperjualbelikan,
atau tawar menawar. Kebenaran dan keadilan Allah tidaklah mentolerir segala
dosa, baik dosa yang dianggap kecil (kelalaian, kelemahan, ketidakmautahuan,
dsb.) atau dosa yang dianggap besar (kejahatan, kedengkian, dsb.). tidak ada
manusia dengan caranya apa pun, seperti berbuat baik, mematuhi perintah, atau
melakukan kehendak agar ia lepas dari dosa atau hukuman Allah. Tetapi hanya
kasih karunia Allah semata. Jangan ada satu manusia pun berpikir: “aku sudah
berbuat baik, sudah berbagi, atau memberikan persembahan, memberikan ucapan
syukur, dan menyuarakan segala kebaikannya” agar Allah membebaskan dia dari
segala kelemahan atau kejahatannya, dan ia selamat dari murka Allah.
Itulah sebabnya pada nas khotbah ini, terjadi
perseteruan antara orang Kristen Yahudi maupun Kristen non Yahudi, dimana orang
Kristen Yahudi menyatakan bahwa merekalah yang benar karena mereka melakukan
sunat, sedangkan yang tidak bersunat tidaklah benar dan mereka tidak memperoleh
keselamatan. Perseteruan tersebut terjadi pada satu penderitaan yang begitu
pahit dan kejam di bawah pemerintahan Kaisar Nero, yang menyatakan fitnah
terhadap orang Kristen (Yahudi maupun non Yahudi) yang mana, melalui perintah
kaisar Nero, agar orang Kristen seluruhnya disiksa, atau bahkan dibunuh. Di tengah
– tengah kondisi yang demikianlah muncul perseteruan sesama orang Kristen untuk
menyatakan bahwa satu pihak (Kristen Yahudi) yang benar dan Kristen non
Yahudilah yang tidak benar, dan harus mengikuti tradisi Yahudi (sunat) agar
mereka ikut dalam keselamatan yang telah Yesus nyatakan. Saudara/i, Kasih setia
Allah memenuhi seluruh bumi, berarti kebenaran dan keadilan Allah memenuhi
seluruh bumi, baik apa adatmu, apa tradisimu, apa sukumu, apa bahasamu dan
bagaimana kehidupanmu kasih setia Allah ada padaMu, berarti kebenaran dan
keadilan Allah ada padaMu. Keadilannya tidak dibatasi oleh satu adat/ tradisi
tertentu. Itulah sebabnya, kita tidak perlu meminjam budaya orang, atau bahasa
orang, atau bahasa yang tidak kita mengerti dalam penyembahan kepada Allah. Engkau
orang batak, pakai adat batakmu, bahasa batakmu, menyanyikan kasih setia Allah.
Pujilah Allah dalam adatmu/ tradisi yang engkau mengerti, tidak perlu bakar
ulosmu, atau tidak perlu pinjam adat yang lain dalam memuji Allah dan
menyatakan kebenaran dan keadilan Allah. Sebab kasih setia Allah memenuhi seluruh
bumi.
Saudara/i, Allah tidak tolerir dalam segala
bentuk dosa, jika Ia tolerir/ maklum, bagaimana Ia akan menyatakan hukumannya
atas dunia ini? Setiap yang berdosa harus menerima upah dari dosanya, dan tidak
ada satu orang pun yang dapat membebaskan dirinya dari hukuman terhadap
dirinya. Jika kita melihat Roma 3: 9 – 10: “Jadi bagaimana? Adakah kita
mempunyai kelebihan dari pada orang lain? Sama sekali tidak. Sebab di atas
telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada
di bawah kuasa dosa, seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorang
pun tidak.” Maut (kematian selama- lamanya, dan hidup keterpisahan dengan
Allah) adalah upah dari segala dosa yang manusia lakukan itu (lihat Roma 6: 23).
Namun, Allah memberikan Anak-Nya yang tunggal (Yesus Kristus) untuk melepaskan
dan memenangkan kita dari kuasa dosa dan maut tersebut. Seharusnya, kitalah
yang berada di salib dan di dalam maut, tetapi karena kasih setiaNya, ia
melepaskan dan membebaskan kita dari dosa dan maut tersebut. Itu bukanlah
bentuk tolerir Allah atas dosa, tetapi itu adalah kebenaran dan keadilan Allah
terhadap yang ia ciptakannya. Keselamatan itu adalah milik semua bangsa, marga,
adat, ras dan semua suku. Keselamatan itu, hanyalah di dalam Yesus Kristus. jika
ada yang mengatakan bahwa Allah itu kasih dan maha pengampun, tetapi ia berbuat
jahat maka ia mendatangkan murka Allah di dalam hidupnya. Pengampunan itu
adalah kesempatan kita untuk melakukan kebaikan bukan kejahatan.
Jika
demikian, apakah yang harus kita perbuat? Yang kita perbuat adalah, hidupilah
kasih setia Allah yang telah nyata itu dengan hidup baru. Buang dan kubur
segala pikiran dan perbuatan yang jahat, yang menyakiti, menghina, mencelakanan,
segala perkataan kotor, perkataan kebencian, kesombongan, pemecah-belah dan segala
perbuatan jahat lainnya. Karena kita telah menerima kasih setia itu, maka kita
diarahakn kepada perbuatan baik, melayani seorang akan yang lain, saling
menolong dan memberi kekuatan satu sama lain, saling menopang, saling memberi
dengan ketulusan hati, saling menyatakan kasih dan pengampunan. Apa pun perbuatan
baik yang telah kita perbuat, itu semua adalah karena kita telah menerima kasih
karunia Allah dan yaitu kebenaran dan keadilan Allah. Mari menghidupi segala
kebaikan TUHAN. Terlebih di tengah situasi yang terjadi saat ini, mari kita saling
mendoakan, saling mengampuni dan mengasihi, saling membantu seorang dengan yang
lain. Lupakan dan kubur jauh segala sikap buruk dan kejahatan. Tidak saatnya
lagi kita memikirkan atau melakukan yang jahat, tetapi kini saatnya kita mengarahkan
hidup kita kepada hal – hal yang baik. Mari bernyanyi, mari bersukacita, mari
berbuat baik karena bumi ini penuh kasih setia Allah. Dengan itu kita sama –
sama bersukacita menantikan berakhirnya masa wabah covid 19 ini, dan
mengarahkan pandangan dan harapan bahwa akan tiba saatnya negeri dan bumi kita
bebas dari penyakit wabah ini dan kita akan bersama – sama bersukacita menyanyikan
kasih setia Allah di Bait Suci-Nya yang Kudus, Amin.