KESELAMATAN TELAH DATANG
HOSANA! SELAMATKANLAH KAMI YA ALLAH
Yohanes 12: 12 - 19
Pdt. Daniel Bonardo Pane, S.Th.
Saudara/I yang terkasih di
dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Jurus’lamat kita. Hari ini sampailah kita
di minggu Palmarum, yaitu minggu akhir masa pra – paskah. Selama 6 minggu kita
diajarkan untuk kontemplasi dan meditasi dalam doa dan penyembahan masing –
masing untuk menilik kembali, apakah yang telah kita persiapkan dalam menyambut
Keselamatan Yang Telah Datang itu? Atau bahkan ketika Sang Keselamatan itu
telah berdiri di pintu hati atau pintu ujung kehidupan kita, apakah masih
ditemui hati atau kehidupan yang penuh kebencian, iri hati, kecemburuan dan
berbagai kejahatan di dalam hati atau kehidupan kita kita? Sebuah lagu
dituliskan: “selidiki aku, lihat hatiku, apakah ‘ku sungguh mengaihiMu Yesus?”.
Lagu itu mengarahkan kita kepada pengenalan siapakah kita dan siapakah Yesus
dalam hidup kita? Apakah pengenalan kita mengenai Yesus sama dengan pengenalan
akan orang – orang yang bersorak – sorai menyambut Yesus dengan mengatakan: “Hosana”?
Sehingga sorak – sorai itu akan berganti menjadi “Salibkan Dia!”
Apakah kesukacitaan mereka
itu adalah bentuk kemunafikan atau menjadi kekejian? Tidak! Kesukacitaan mereka
adala karena mereka mengenal Kristus melalui apa yang mereka lihat atau dengar
dimana Yesus memiliki kuasa (menyembuhkan orang sakit, menghidupkan orang mati,
mengubah air menjadi anggur dan mukjizat lainnya) serta pengajaran (kerygma)
Yesus mengenai keselamatan (berupa perumpamaan dan pengajaran lainnya). Sungguh
apa yang Yesus ajarkan dan lakukan merupakan pemenuhanan kerinduan mereka
menantikan Mesias yang telah disampaikan oleh para nabi – nabi (Yesaya, Mikha, Zakaria,
dsb). Hal ini dapat kita lihat dari seruan mereka: HOSANA! HOSANA, berarti Ya Allah
segeralah menyelamatkan/ memberi keselamatan. Ungkapan ini adalah suatu
ungkapan seruan seseorang yang dalam keadaan susah, ketakutan, kesakitan,
penderitaan, ibarat seorang yang terjebak dalam lumpur hisap, semakin berusaha
untuk lepas maka semakin tertarik tubuh ini dihisapnya, atau ibarat seorang
yang sudah sangat haus dan segera mencari air. Demikianlah kehidupan mereka (para
orang Yahudi yang menantikan kedatangan Mesias) sehingga mereka dengan semangat
dan tegas menyuarakan Hosana! Ungkapan sukacita yang tidak terkatakan memandang
Yesus ibarat sosok air yang memberi kelegaan pada kehausan mereka, dan memandang
Yesus sebagai Raja Israel, Mesias. Walaupun pengenalan mereka hanya karena
kebutuhan jasmani (ingin merasakan mukjizat seperti yang pernah didengar atau
dilihat, ingin mendapat makanan seperti yang pernah terjadi ketika Yesus
memberi makan 5.000 orang dengan lima roti dan dua ikan; menghidupkan yang
telah mati seperti yang telah mereka dengar atau lihat Yesus menghidupkan
Lazarus, putri Yairus, dan putra seorang janda di Nain, Galilea; Yesus sebagai
Raja yang akan mengusir penjajahan Romawi dari wilayah mereka atau pemahaman
lainnya yang mungkin timbul di pikiran mereka masing – masing).
Orang Farisi dan ahli Taurat
berusaha untuk menghentikan seruan/ suara mereka, mencoba menghentikan sukacita
para orang Yahudi yang menyambut kehadiran Yesus memasuki kota Yerusalem. Apabila
kita melihat Matius 21: 16, Yesus dengan tegas menjawab orang Farisi yang
mencoba menghentikan seruan/ suara orang – orang yang berseru itu. Sehingga
usaha mereka gagal. Sungguh, suara/ seruan Hosana tidak dapat dihentikan atau
tidak akan berakhir.
Kini, keselamatan itu sudah
datang, yaitu Yesus Kristus. Kerendahatian-Nya mengajarkan kita untuk rendah
hati, kehidupan-Nya mengajarkan kita ketaatan dan ketekunan, pengajarannya
mengajarkan kita kelemahlembutan, hidupnya mengajarkan kita kasih dan
pengampunan. Keselamatan itu telah nyata. Keselamatan yang adalah kehidupan
abadi/ kekal, kekuatan, dan peneguhan dalam hidup kita saat ini. Di tengah kondisi
pandemik covid – 19 yang terjadi saat ini masihkah pengenalan kita mengenai
Yesus seperti orang – orang yang menyambut Dia ketika memasuki kota Yerusalem,
yang hanya menyeru Hosana tetapi hanya kebutuhan sesaat, dan kebutuhan
kerinduan kita lepas dari pergumulan, penyakit atau permasalahan? Atau justru
dengan pergumulan, penyakit atau adanya wabah pandemik covid 19 suara Hosana kita
menjadi berhenti?
Saudara/i-ku, keselamatan
kita telah datang, Ia telah datang dengan kerendahatian-Nya, ketaatan-Nya,
kuasa-Nya, kasih-Nya dan pengampunan-Nya. Di tengah kondisi sekarang kita harus
menghidupi apa yang telah Kesalamatan itu telah nyatakan: hidup rendah hati,
semakin bertekun dan semakin taat walau semakin keras ombak kehidupan menerpa,
pengampunan dan kasih yang telah Ia nyatakan haruslah benar – benar kita hidupi.
Siapakah Keselamatan itu? Yaitu Yesus Kristus, Anak Allah yang Maha Tinggi. Keselamatan
telah Allah nyatakan dalam diri dan hidup Yesus Kristus. Yesus Kristus memanggil
kita dengan ajakan: marilah kepadaku semua yang letih lesu dan berbeban berat,
aku akan memberi kelegaan kepadamu, Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah
pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat
ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan” (Matius 11:
28 – 30). Panggilan itu tidak mengatakan kita menyerahkan sebagian atau semua
beban hidup, ketakutan, kekhawatiran, atau pergumulan hidup, tetapi adalah
kekuatan yang mengatakan bahwa Dia ada untuk kita, bersama dengan kita sehingga
beban, khawatir, ketakutan menjadi ringan seolah – olah tidak kita rasakan
lagi, dan kita menang kita beroleh hidup yang kekal, kita memiliki keteguhan
iman karena Keselamatan itu, yaitu Yesus Kristus telah nyata dalam kita. Dialah
YESUS KRISTUS, yang berkuasa dan akbar.
Covid 19 tidak menjadi alasan
kita untuk berhenti, dan tidak ada alasan kita berhenti menyuarakan Hosana: Selamatkanlah
kami ya Allah, bukan lagi karena kita takut, khawatir, gelisah, bimbang tetapi
nyanyian Hosana adalah ungkapan iman yang di dalamnya ada kekuatan, ada
semangat, ada sukacita, dan kalau pun kematian akan menjadi ujung perjalanan
hidup kita di dunia, tetapi yakin dan percayalah Yesus Kristus ada untuk kita,
kehidupan kekal pun ada bagi kita. Hosana! Hosana! Hosana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar