BAHAN
KHOTBAH
MINGGU
PENTAKOSTA
Minggu,
04 Juni 2017
Ev.:
Kisah Para Rasul 2: 1 – 21; Ep.: Mazmur 104: 24 – 34, 35b; Hukum Taurat
HENDAKLAH
HIDUPMU DIPENUHI OLEH ROH KUDUS!
Oleh: Pdt. Daniel Bonardo Pane, S.Th.
Oleh: Pdt. Daniel Bonardo Pane, S.Th.
Pendahuluan
Selamat hari Pentakosta bagi kita sekalian. Pentakosta telah dirayakan
oleh bangsa Israel jauh sebelum turunnya Roh Kudus seperti yang kita rayakan
hari ini. Pentakosta dalam tradisi Yahudi sebelum Kristus disebut dengan
istilah Shavuot, yang merupakan suatu
peringatan Allah memberikan “Kesepuluh Hukum Taurat” kepada bangsa Israel. Perayaan
Shavuot ini juga diperingati bergandengan dengan
perayaan musim panen selama tujuh minggu. Itu sebabnya Pentakosta atau Shavuot
sering diartikan sebagai hari perayaan panen (gotilon), dan pada perayaan itu, seluruh orang Yahudi dari berbagai
daerah (Yahudi Diaspora), atau yang
tinggal di Israel datang ke Bait Suci diYerusalem untuk merayakan perayaan ini
sekalian membawakan korban 2 roti yang terbuat dari gandum yang dipanen.
Pada saat perayaan inilah, suatu
peristiwa yang sangat luar biasa terjadi dan tidak pernah terjadi pada perayaan
– perayaan sebelumnya. Apa yang terjadi? Mari kita memasuki penjelasan nas.
Penjelasan Nas
Sebelum Yesus naik ke sorga, Dia memerintahkan para muridnya agar tidak
meninggalkan Yerusalem sambil menantikan pemenuhan janji Bapa, yaitu pemberian
Roh Kudus (Kis. 1: 4 – 5; bdk. Yohanes 14: 15 – 31). Para murid melakukan
seperti apa yang Yesus perintahkan. Para murid berkumpul di suatu tempat
kemudian terpilihlah Matias sebagai pengganti Yudas Iskariot yang telah mati
bunuh diri (lihat Matius 27: 3 – 8). Para murid berkumpul bersama, dan berdoa
bersama sambil menantikan pemenuhan janji Bapa seperti yang telah disampaikan
oleh Yesus Kristus, yaitu pemberian Roh Kudus.
Tepat di perayaan Pentakosta (shavuot), seperti biasa para murid duduk
bersama dan berdoa di suatu tempat yang tidak jauh tempatnya dari Bait suci
Yerusalem, tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seprti tiupan angin keras
yang memenuhi rumah, tempat para murid dan orang percaya berkumpul dan berdoa
bersama. Tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api bertebaran dan
hinggap kepada mereka. Sehingga para murid dan orang percaya di tempat itu
mulai berkata-kata dalam bahasa lain, seperti yang diberikan Roh itu kepada
mereka untuk mengatakannya (Kis. 2: 1 – 4). Setelah mereka telah dipenuhi oleh Roh Kudus,
mereka berani dan keluar dari rumah tempat mereka berkumpul dan mereka memulai
bersaksi dan mengajar kepada orang Yahudi yang ada di Bait Suci Yerusalem. Seperti
penjelasan pendahuluan di atas, pada perayaan Pentakosta (shavuot), orang Yahudi dari berbagai daerah dan bahasa datang
berkumpul di Yerusalem. Ada yang datang dari Partia, Media, Elam, Mesopotamia,
Yudea, Kapadokia, Pontus, Asia, Frigia, Pamfilia, Mesir, Libia, Roma, Kreta,
dan Arab (ay. 5 – 11).
Mereka yang berbagai bahasa dapat
mengerti apa yang dikatakan oleh para murid dan orang percaya yang telah
dipenuhi oleh Roh Kudus. Para pendatang sangat mengerti apa yang dikatakan oleh
para murid dalam bahasa yang sering mereka pakai di daerah perantauan mereka.
Hal ini membuat orang banyak yang mendengarkan kesaksian dan pengajaran para
murid tercengang, sambil termangu-mangu, “apakah aritnya ini?”. Pertanyaan oleh
orang-orang yang datang dan mendengarkan kesaksian dan pengajaran merupakan
suatu hal yang pertama sekali mereka alami atau sesuatu yang tidak pernah
terjadi sebelumnya. Beberapa orang yang tidak memahami hal ini menyindir bahwa
para murid dan orang percaya itu sedang mabuk oleh anggur manis (ay. 12 – 13).
Petrus, sosok yang adalah seorang
penakut, dan yang tidak berpendidikan yang mana ia hanyalah seorang nelayan
sebelum dipanggil oleh Yesus menjadi muridnya, kini tampil dengan penuh
keberanian dan kecakapan untuk menatahkan sindiran oleh orang-orang yang tidak
memahami karya Roh Kudus. Peristiwa itu terjadi pada pukul 09.00 pagi, dan pada
waktu itu anggur untuk diminum belum ada. Petrus dengan keberaniannya
memberitakan mengenai nubuat nabi Yoel akan janji Allah untuk mencurahkan Roh
Kudus (bdk. Yoel 2: 28 -32). Pencurahan Roh Kudus pada nubuatan Yoel merupakan
suatu bentuk pembaharuan yang Allah lakukan kepada setiap orang yang menerima
Roh Kudus. Pembaharuan ini merupakan kehidupan baru. Kehidupan baru yang
mengarahkan pandangan kita kepada keselamatan (ay. 14 – 21). Dengan Roh Kudus,
maka setiap yang telah menerimanya memiliki kuasa mengadakan mujizat, dan mampu
melakukan berbagai karunia-karunia yang luar biasa (bdk. 1 Korintus 12: 1 –
11), dengan berbagai karunia itu akan mendatangkan buah kasih, sukacita, damai
sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah lembuatan,
penguasaan diri (Galatia 5: 22 – 23).
Apabila kita melanjutkan ke ayat 22 –
41, maka kita akan melihat bagaimana khotbah Petrus dengan keberaniannya dan ketegasannya
menyentuh hati setiap orang yang mendengarkannya. Khotbah Petrus tidaklah
merupakan suatu ancaman yang harus ditakutkan, tetapi khotbah Petrus adalah
pemberitaan untuk keselamatan yang telah Allah lakukan di dalam Yesus Kristus
yang telah naik ke Sorga dan mendapat kemuliaan dari Allah Bapa. Dengan khotbah
tersebut, maka orang yang mendengarkannya tersentuh untuk mendapatkan
keselamatan itu. Sehingga Petrus memberitakan berita pertobatan dan pada ketika
itu ada tiga ribu orang yang menjadi percaya dan dibaptiskan.
Refleksi Teologis
Dengan penjelasan di atas, ada
beberapa nilai atau makna hidup dalam Roh Kudus yang ingin saya sampaikan,
yaitu:
- Ajaran mengenai Roh Kudus. Pada ajaran Roh Kudus ini, kita jangan terjebak dengan berbagai ajaran gerejawi atau dogma gereja, akan tetapi ajaran ini harus berdasarkan Kitab Suci, yaitu Alkitab (back to Bible not to Chruch dogmatic or Church tradition). Roh Kudus tidaklah menggantikan suatu posisi ke-Allahan dengan mengucapkan Roh Kudus adalah Allah. Roh Kudus merupakan Roh yang dari Allah, Roh milik Allah (spirit of God/ Ibrani yn"ïdoa] x:Wr± (ruakh Adonay) Yunani: pneuma tou Qeou (pneuma tou Theou)). Segala suatu yang berasal dari Allah, maka Ia akan melakukan kehendak Allah. Roh Kudus memiliki hakekat ke-Allah-an karena Ia berasal dari Allah. Kita harus memiliki 1 kosep mengenai Allah, yaitu monotheis (hanya satu Allah saja, dalam konteks ke-Kristenan, Allah kita adalah Yahweh (batak: Jahowa). Dengan demikian, Roh Kudus merupakan Roh yang Allah berikan, yang merupakan milik Allah sendiri. Ia kudus karena Allah adalah kudus. Dengan memahami konsep demikian, maka Roh Kudus akan melakukan segala kehendak Allah. Yesus Kritus mengatakan: “jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa (dalam hal ini Yahweh/ Jahowa) dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran” (Yoh. 14: 15). Selanjutnya Yesus berkata: Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa (Jahowa) dalam nama-Ku (Yesus), Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu (Yoh. 14: 25 – 26)
- Ada beberapa Gereja yang beranggapan bahwa di Gereja ini ada Roh Kudus, sedangkan di Gereja yang lain tidak ada Roh Kudus, karena Gereja tersebut memiliki pemakaian bahasa roh (glossolalia). Dimanakah Roh Kudus berada saat ini? Pada masa kini, bentuk atau rupa Roh Kudus tidaklah sama seperti yang dialami oleh para murid pada Kekristenan mula-mula. Roh Kudus membuat kita mengerti apa yang kita bicarakan dan orang yang mendengarkannya pun mengerti, walaupun memiliki perbedaan bahasa, tradisi atau situasi kehidupan. Dengan demikian, suatu Gereja dengan pemakaian Glossolalia apakah itu peran Roh Kudus? Itulah yang telah dijelaskan, Roh Kudus membuat manusia yang berkata dan yang mendengarkan sama-sama mengerti. Roh Kudus tidak pernah menjebak manusia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh orang-orang yang merasa dirinya mampu berbahasa Roh dan tidak dimengerti si pendengar.
- Roh Kudus mampu memperbaharui sikap atau sifat seseorang yang dihinggapi. Setiap yang telah dihinggapi atau dipenuhi oleh Roh Kudus maka dia akan:
- Setia dan teguh dalam iman. Walaupun berbagai penderitaan atau pergumulan hidup sering menerpa hidupnya, ia akan setia dan tidak pernah menyerah di dalam imannya.
- Berani memberitakan kebenaran mengenai Injil Kristus dan berita Pertobatan, walaupun ia akan mengalami hinaan atau bahkan ancaman untuk dibunuh oleh orang-orang yang menolak keselamatan itu.
- Terampil berucap dan bertindak. Tidak akan ada kesombongan, atau sikap sok di dalam dirinya. Bahkan dia akan menjadi teladan yang baik yang akan membawa pengaruh yang baik juga bagi orang lain.
- Ketika seseorang telah dipenuhi oleh Roh Kudus, maka ia akan melakukan kehendak Allah. Roh Kudus akan mengajar, menghibur, dan meneguhkan orang yang telah menerimanya bagaimana melakukan kehendak Allah untuk kita lakukan.
- Hidupnya akan terus menerus menghasilkan buah Roh seperti yang terdapat di dalam Galatia 5: 22 – 23.
- Roh Kudus ada di mana-mana, namun tidak semuanya dapat menerima Roh Kudus atau mengenal Roh Kudus. Sering sekali roh dunia menghalangi kita mengenal dan menerima Roh Kudus. Oleh karena itu, mari kita semakin mengenal dan menerima Roh Kudus dengan menanggalkan segala perbuatan jahat atau perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak Allah.
- Gereja pada saat ini harus memiliki kepekaan untuk membedakan roh yang terdapat pada dirinya, apakah di dalamnya roh dunia, atau Roh Kudus? Setiap Gereja harus siap dipimpin atau diarahkan oleh Roh Kudus, tanpa adanya Roh Kudus dalam Gereja, berarti itu bukanlah Gereja tetapi hanya sekedar persekutuan bersifat duniawi dan akan melakukan keinginan duniawi yang akan membuahkan perselisihan, perpecahan, bahkan pertikaian. Kiranya Roh Kudus selalu mengalir dan memenuhi setiap Gereja yang ada di dunia ini sehingga hari demi hari Gereja akan bertumbuh dan bertumbuh membuahkan keberanian, kebaikan, kasih, dan memberitakan berita Keselamatan sampai selamanya. Amin.
Dituliskan oleh:
Pdt. Daniel Bonardo Pane, S.Th.